Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah Amerika Serikat (AS) keberatan dengan keputusan Fitch Ratings yang menurunkan peringkat utang negara tersebut pada Selasa (1/8/2023).

Keputusan Fitch itu muncul dua bulan setelah kebuntuan politik yang sengit untuk menaikkan batas utang AS. Para pejabat negara tersebut pada Selasa malam bersikeras bahwa praktik tata kelola fiskal negara itu kuat.

Mereka mengatakan bahwa mereka tidak berhasil membujuk Fitch tentang penurunan peringkat menjelang pengumuman itu.

"Keputusan Fitch tidak mengubah apa yang sudah diketahui warga AS, investor, dan orang di seluruh dunia: bahwa Treasury [obligasi] tetap menjadi aset yang aman dan likuid di dunia, dan bahwa ekonomi AS secara fundamental kuat," kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam sebuah pernyataan.

Pejabat pemerintahan lainnya pun murka dengan keputusan tersebut, menyebutnya tidak berdasar dan bertentangan dengan akal sehat. Mereka mengatakan penurunan peringkat adalah reaksi terhadap perilaku sembrono di bawah Presiden Donald Trump, dan terjadi meskipun ada bukti ekonomi AS terus pulih dengan kuat dari penurunan tajam selama pandemi Covid-19.

Para pejabat mengatakan tim Fitch dalam diskusi menjelang pengumuman itu berulang kali mengemukakan kekhawatiran tentang dampak serangan 6 Januari 2021 terhadap Capitol, ketika pendukung Trump mencoba membatalkan hasil pemilu. Trump didakwa pada Selasa atas tuduhan pidana federal terkait serangan itu dan upayanya untuk membatalkan hasil pemilihan.

Langkah Fitch menurunkan peringkat AS dari AAA, peringkat yang dipegangnya dengan penilai kredit setidaknya sejak 1994, kemungkinan akan menyalakan kembali pertempuran fiskal Washington. Dan itu terjadi ketika kampanye presiden AS menjelang pemilu 2024 di mana penanganan ekonomi Biden bakal menjadi pusat perhatian.

“Penurunan peringkat oleh Fitch menunjukkan bahwa kecerobohan dari DPR Partai Republik yang memiliki konsekuensi negatif bagi negara. Partai Republik perlu belajar dari kesalahan mereka dan jangan lagi mendorong negara kita ke jurang gagal bayar.” kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer.

Sebaliknya, Partai Republik mengatakan penurunan peringkat hanyalah contoh lain dari kesalahan penanganan ekonomi Biden.

Juru bicara kampanye Partai Republik Jack Pandol, di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengatakan penyebab penurunan peringkat adalah "Bidenomics".

Biden telah menggunakan istilah Bidenomics untuk menjelaskan agenda ekonominya, menggembar-gemborkan pencapaian pemerintahannya dalam upaya membalikkan hasil survei yang menunjukkan bahwa publik tidak setuju dengan langkah penanganan ekonominya.

(rui)

No more pages