Kontrak berjangka saham Jepang dilaporkan bergerak naik, sementara perdagangan saham Australia turun. Kontrak berjangka saham Hong Kong dan AS juga mengalami koreksi.
Saham Tiongkok yang terdaftar di AS bergerak turun pada Jumat setelah Bloomberg News melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden memutuskan untuk menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Tiongkok.
Keputusan ini didasari atas balon "mata-mata" yang terbang di atas instalasi militer AS, tak lama ditembak jatuh. Aksi ini menimbulkan protes dari Tiongkok.
Saham AS berhenti melanjutkan tren penguatan dalam tiga hari pada Jumat kemarin. Di mana investor tengah mencermati perubahan arah saham, merespon data unemployement rate.
Sementara itu, S&P 500 tetap mencatat kenaikan secara mingguan yang membawa indeks ke level tertingginya sejak Agustus. Nasdaq 100 juga mencatat kenaikan secara mingguan, meskipun aksi jual yang masif terjadi setelah Apple Inc., Alphabet Inc. dan Amazon.com Inc. rilis hasil laporan keuangan yang jauh di bawah ekspektasi.
Imbal hasil obligasi AS melonjak lebih tinggi pada Jumat saat investor berspekulasi laporan data pekerjaan sebagai sinyal bahwa The Fed akan tetap agresif atas kebijakan mereka. Imbal hasil dua tahunan melonjak sekitar 20 poin pada puncak perdagangan harian setelah menyentuh level terendah sebelumnya dalam seminggu. Imbal hasil tiga tahunan obligasi Australia melonjak lebih dari 10 poin pada saat pembukaan.
"Kami khawatir bahwa setelah rilisnya laporan pekerjaan seperti ini, membuat The Fed tetap pada keputusannya untuk waktu yang lebih lama," kata Lisa Erickson, Wakil Presiden Senior dan Kepala Grup Pasar Publik, US Bank Wealth Management.
"Tentu saja ada data lain yang akan datang sebelum pertemuan berikutnya, tetapi itu akan menempatkan tempat yang pasti bahwa pasar tenaga kerja terus berisiko menjadi sangat ketat." pungkasnya.
(bbn)