Sedangkan dibandingkan Juli 2022 (year-on-year/yoy), inflasi tercatat 3,08%. Jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang 3,52%.
Adapun penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok transportasi dengan inflasi 0,58% dan andil 0,08%. Juga berasal dari sektor pendidikan mencapai 0,66% dengan andil 0,04%.
Dengan demikian tingkat inflasi dalam negeri berada dalam rentang target Bank Indonesia sebesar 2-4% untuk bulan ketiga secara berturut-turut. Inflasi inti melambat menjadi 2,43%, mencapai level terendah dalam 16 bulan dari sebelumnya 2,58% pada Juni.
Kemudian, tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, fokus perhatian investor masih tertuju pada pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 Tiongkok setelah data memperlihatkan aktivitas sektor manufaktur Tiongkok mencatatkan kontraksi selama empat bulan berturut-turut hingga Juli.
Data resmi Manufacturing PMI Tiongkok hanya naik ke level 49,3 pada Juli dari level 49.0 pada Juni, menandakan penurunan aktivitas di sektor manufaktur selama empat bulan berturut-turut.
Sementara itu, data Caixin General Manufacturing PMI Tiongkok jatuh ke level 49,2 pada Juli dari level sebelumnya 50,5. Ini adalah level terendah dalam enam bulan dan merupakan kontraksi pertama sejak bulan April 2023.
“Pelemahan momentum pemulihan ekonomi Tiongkok memberi tekanan pada sektor manufaktur Asia, dengan Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Vietnam mencatatkan kontraksi pada aktivitas sektor manufaktur mereka di bulan Juli,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,1% yang memperpanjang ketahanan suku bunga menjadi dua bulan, dan mengejutkan pasar dengan ekspektasi sebelumnya akan terjadi kenaikan 25 bps.
RBA mencermati bahwa serangkaian kenaikan suku bunga sejak pertengahan tahun 2022 telah berhasil mengurangi permintaan dari dalam negeri. RBA juga berpandangan bahwa tingkat inflasi 6,0% masih terlalu tinggi sehingga pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut mungkin masih diperlukan untuk menekan kenaikan harga-harga termasuk inflasi.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Fitch Ratings mencopot peringkat utang teratas Amerika Serikat (AS). Fitch menurunkan peringkat utang AS dari AAA, peringkat yang dipegang negara tersebut di Fitch setidaknya sejak 1994, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Setelah gejolak politik yang besar atas utang negara dan kebuntuan berulang kali soalkenaikan batas utang. Meski hambatan yang paling terkini sudah diselesaikan, itu tetap menjadi masalah potensial yang perlu diperhatikan.
Adapun AS saat ini diberi peringkat AA+ oleh Fitch, satu tingkat di bawah AAA, dan pandangan yang stabil terhadap negara tersebut.
S&P juga menempatkannya pada skor AA+, sementara Moody's Investors Service saat ini menilai AS dengan peringkat AAA, yang merupakan peringkat tertinggi.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,65% ke 6.886 disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Selama IHSG belum mampu break resistance di 6.966, maka posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave iv dari wave (a) dari wave [iii], dimana IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji rentang area 6.798-6.834,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (2/8/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BBRI, BRPT, TKIM dan WIFI.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Selasa kemarin IHSG melemah 0,65% ke 6.886, dengan investor asing mencatatkan net sell sejumlah Rp500 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam tren sideways pada hari ini, dengan support 6.788–6.846 dan resistance 6.950–6.980.
Dengan saham rekomendasinya ialah MAPI, AUTO, CPIN, ANTM, PGAS dan BRPT.
(fad/frg)