Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan realisasi pertumbuhan PDB kuartal IV-2022 dan pertumbuhan setahun penuh 2022 pada Senin (06/02/2023) ini.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2022 mampu tumbuh pada level 5,27% atau melonjak dari pertumbuhan PDB 2021 yang sebesar 3,69%. Ini dicapai dengan asumsi PDB kuartal IV-2022 tumbuh sebesar 4,90% (yoy).

“Kami melihat PDB Indonesia pada kuartal IV-2022 tumbuh dengan kecepatan yang lebih lambat, tetapi pertumbuhan setahun penuh menunjukkan peningkatan yang besar. Kami memperkirakan PDB kuartal IV-2022 tumbuh 4,90% (yoy), turun dari 5,72% (yoy) di kuartal III-2022,” ujar ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam rilis yang dikutip Senin (06/02/2023).

Penurunan pertumbuhan PDB pada kuartal IV-2022 tersebut terutama disebabkan oleh base effect yang tinggi dari pertumbuhan PDB kuartal IV-2021 di tengah pelonggaran PPKM dari pembatasan akibat varian Delta, dan dampak melonjaknya inflasi menyusul penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Secara kuartalan, PDB kuartal IV-2022 diperkirakan tumbuh lebih lambat yakni sebesar 0,28% (qoq) dari 1,81% (qoq) di kuartal III-2022. “Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor yang lesu membuat pertumbuhan PDB kuartal IV-2022 melambat,” jelas Faisal.

Bank Mandiri memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022 akan menurun hingga di bawah 5% (yoy) karena inflasi yang tinggi memukul pengeluaran hingga taraf tertentu. Hal itu membayangi dampak positif dari liburan Natal dan tahun baru.

“Kami juga memperkirakan pertumbuhan ekspor bersih akan melemah karena mengendornya permintaan eksternal, didorong oleh tingginya inflasi global dan suku bunga kebijakan. Sementara itu, pertumbuhan belanja pemerintah terlihat membaik, mengikuti pola belanja publik yang meningkat setiap kaurtal terakhir,” papar Faisal.

Pertumbuhan belanja pemerintah juga ditopang berbagai kebijakan diambil untuk menjaga daya beli masyarakat dan meredam inflasi, termasuk subsidi.

“Pertumbuhan PMTB diperkirakan akan relatif datar karena pertumbuhan investasi bangunan dan struktur masih tertahan,” ucap Faisal.

(evs)

No more pages
Ramadan 2025