Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo mengutarakan kritiknya terkait dengan pengerjaan proyek KCJB, yang melupakan pembangunan akses jalan dari stasiun Halim dan Karawang ke ruas jalan utama maupun jalan tol.
Dalam sebuah kesempatan pada Selasa (1/8/2023), pria yang akrab disapa Tiko itu bahkan menyebut kelalaian yang baru disadari pada November 2022 tersebut sebagai sebuah kesalahan “bodoh”. Walhasil, stasiun Karawang dan Padalarang berisiko mengalami keterlambatan operasional.
“Saya bilang [kepada PT KAI] gimana dahulu perencanaannya, kok bisa kelewatan masalah jalan enggak ada. Baru sekarang mau dibangun,” tuturnya.
Sejauh ini, KCIC melaporkan progres pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta—Bandung sudah mencapai 92%. Perusahaan memastikan uji coba fasilitas tersebut kepada masyarakat umum akan dilakukan sesuai jadwal pada 18 Agustus 2023.
Sementara itu, pengerjaan stasiun-stasiun KCJB juga diklaim hampir rampung. Pembangunan Stasiun Halim, Karawang, dan Tegalluar dilaporkan telah mencapai 95%, sedangkan Stasiun Padalarang 65%.
Saat ini, Indonesia sudah memiliki 11 rangkaian kereta penumpang KCJB. Seluruhnya diparkir di Depo Tegalluar dan bersiap untuk disertifikasi oleh Kementerian Perhubungan guna memastikan kelayakan operasionalnya.
Sekadar catatan, Kereta Cepat Jakarta—Bandung merupakan proyek strategis yang melibatkan pemerintah lewat BUMN dan konsorsium China. Keduanya membentuk KCIC dengan nilai proyek US$1,52 miliar berupa setoran modal. Sisanya US$4,55 miliar adalah pinjaman dari China Development Bank (CDB).
Setoran modal ini merupakan hasil gabungan dari BUMN lewat PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebanyak US$911 juta. Gabungan tersebut beranggotakan PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sementara itu, konsorsium China menyetor dana US$610 juta. Mereka beranggotakan China Railway Internasional Co Ltd, China Railway Group Limited, CRRC Corporation Sinyal and Communication Co, dan Sinohydro Corporation Limited
Dalam dokumen lanjutan, pemerintah melakukan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT KAI sebesar Rp 3,2 triliun. Tujuan PMN adalah sebagai suntikan modal baru karena pembengkakan biaya proyek KCIC.
Pada April, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan China menyepakati pembengkakan biaya senilai US$1,2 miliar untuk proyek KCJB, dengan bunga pinjaman sebesar 4%.
(wdh)