Logo Bloomberg Technoz

James Fernyhough - Bloomberg News

Bloomberg, Rio Tinto Group, perusahaan tambang bijih besi terbesar di dunia, sedang melihat kemungkinan akuisisi bisnis litium dan ingin membeli aset untuk memproduksi bahan baterai utama itu di Kanada.

Hal itu disampaikan oleh CEO perusahaan, Jakob Stausholm.

Perusahaan yang berbasis di London itu "melihat sejumlah peluang" di litium, kata Stausholm kepada media di Melbourne pada Selasa (1/08/2023).

"Tak berat bagi kami untuk memiliki produksi litium di Kanada," katanya.

Stausholm menambahkan litium adalah "pasar yang cukup panas" dan dia "enggan mengeluarkan dana yang terlalu besar." Rio kini sudah memproduksi aluminium, bijih besi, dan intan di dalam negeri.

Permintaan untuk litium, bahan inti dalam baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) melonjak karena produsen mobil di seluruh dunia bergegas membangun kapasitas produksi EV mereka.

Produksi logam ini didominasi oleh produsen yang lebih kecil. Sebagian besar pemain tambang global tak menggarapnya.

Rio adalah pengecualian. Penambang terbesar kedua di dunia ini sedang mengembangkan proyek litium Rincon di Argentina, dan berencana untuk menambang logam baterai di Serbia sebelum pemerintah di sana memblokir pengembangan tersebut.

Pernyataan Stausholm ini diungkapkan tak lama sebelum pengumuman bahwa Rio telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan eksplorasi yang berbasis di Inggris Aterian Plc untuk mengeksplorasi litium di Rwanda.

Perjanjian tersebut memberi Rio opsi untuk menginvestasikan US$7,5 juta dalam usaha patungan tersebut.

Perpindahan ke lithium adalah bagian dari strategi Rio untuk berkembang di luar bisnis bijih besinya di Australia, yang sejauh ini merupakan penghasil terbesarnya, kata Stausholm.

Rio melihat produksi baja di China sedikit menurun dekade ini namun saat ini terlihat cukup stabil. Stausholm menambahkan akan ada pertumbuhan produksi baja di pasar lain, khususnya India.

--Dengan asistensi Mark Burton.

(bbn)

No more pages