Abeer Abu Omar - Bloomberg News

Bloomberg,  Suku bunga pinjaman di Arab Saudi telah menyentuh rekor, yang berpotensi berdampak pada bisnis dan individu ketika pemotongan produksi minyak memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Cost of money (CoM), atau biaya dari dana yang dikumpulkan bank, yang diukur dengan tiga bulan Sudi Interbank Rate (Saibor), melonjak di atas 6%, bahkan lebih tinggi daripada krisis keuangan global pada 2008 dan setelah harga minyak jatuh pada 2020.

Delapan belas bulan lalu, rate berada di bawah 1%. Kenaikan terjadi setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi, dengan langkah terbaru sebesar 25 basis poin pekan lalu. Riyal dipatok terhadap dolar, dan bank sentral Arab Saudi harus mengikuti keputusan The Fed dengan cermat. Meskipun inflasi Saudi jauh di bawah AS dalam 2 tahun terakhir.

"Kenaikan harga minyak meredakan beberapa kesulitan, tetapi periode yang lebih lama dari suku bunga yang tinggi jelas negatif," kata Tarek Fadlallah, kepala unit manajemen aset Nomura Holdings Inc. di Timur Tengah.