Geely Holding Group Co. —produsen mobil asal China— berencana mengucurkan modal US$10 miliar (sekitar Rp150 triliun) untuk menyulap Tanjung Malim di Negara Bagian Perak menjadi pusat otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara. Geely memiliki 49,9% saham di produsen mobil Malaysia Proton Holdings Bhd.
Sebelumnya, pada Jumat (14/7/2023), Anwar juga bertemu secara virtual dengan Elon Musk. Keduanya membahas tentang investasi Tesla Inc. dan mengundang perusahaan SpaceX dibuka di negara tersebut.
Merespons hal tersebut, Kukuh menilai hal yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah fokus memacu lebih banyak investor otomotif ke dalam negeri, tanpa terlalu mengkhawatirkan kompetisi dengan negara tetangga.
Dengan makin banyaknya pemain EV yang masuk ke pasar domestik, Kukuh meyakini keseimbangan pasar akan terjadi dengan sendirinya dan harga kendaraan listrik pun makin lama akan makin terjangkau masyarakat.
“Ke depannya yang penting kita harus biarkan banyak investor masuk, dan dibiarkan mereka berkompetisi agar tentunya memberikan harga yang kompetitif juga bagi konsumen di Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kukuh menilai pemahaman masyarakat Indonesia tentang kendaraan listrik sebenarnya sudah kian membaik dari tahun ke tahun. Dia menggambarkan, berdasarkan catatan Gaikindo, penjualan kendaraan listrik tipe battery electric vehicle (BEV) pada 2021 tidak sampai 700 unit.
Setahun setelahnya, pada saat pergelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, keberterimaan masyarakat terhadap EV melesat drastis setelah asosiasi menghelat indoor test drive untuk beberapa jenis mobil listrik.
“Tutup tahun 2022, total penjualan kendaraan listrik jenis BEV melesat lebih dari 10.000 unit, dan yang menarik, penjualan BEV ini juga diikuti kenaikan penjualan kendaraan hibrida yang juga di atas 10.000 unit. Jadi masyarakat sudah memiliki pemahaman ke sana [adopsi EV]. Kami harapkan tahun ini juga akan terjadi peningkatan penjualan lagi di atas 10.000 unit,” tutur Kukuh.
Masalah Daya Beli
Kendati keberterimaan EV di pasar Indonesia makin tinggi, Kukuh menggarisbawahi bahwa persoalan adopsi kendaraan listrik di Tanah Air sebenarnya terletak pada rendahnya daya beli konsumen.
Dia mengatakan kelentingan masyarakat Indonesia untuk mengakses kendaraan elektrik hanya berkisar di level maksimal Rp300 juta per unit.
“Selama kendaraan listrik itu harganya di bawah Rp300 juta, itu akan banyak diminati sebagian besar masyarakat. Memang daya belinya di range harga itu. Jadi sebenarnya, pertumbuhan [pangsa pasar] industri EV di Indonesia ini cukup prospektif ke depannya, dan seharusnya investor juga melirik peluang investasi ini di Indonesia,” ujarnya.
Untuk diketahui, pemerintah baru saja mengumumkan tambahan insentif untuk mempercepat adopsi EV di Tanah Air. Salah satunya dengan menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 0% terhadap mobil listrik completely built up (CBU) impor.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalila mengatakan syarat penerima insentif pembelian kendaraan listrik pun akan disederhanakan agar minat masyarakat mengadopsi EV makin terkerek.
“Tadi kita sudah membahas agar bagaimana caranya kita bisa kompetitif dengan negara-negara lain, seperti di Thailand, kemudian Malaysia. Karena kalau tidak kita segera membahas ini, maka pasti kita akan melakukan ketertinggalan dari negara-negara tetangga kita,” ujarnya di Istana Kepresidenan, selepas ratas bersama Presiden Joko Widodo di Istana, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (31/7/2023).
Dalam hal investasi, Bahlil mengatakan dalam waktu dekat Indonesia akan kedatangan kucuran modal dari BYD dan Wuling serta beberapa pabrikan mobil listrik lain, menyusul penanaman modal yang sudah dilakukan Hyundai.
(wdh)