Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatat rugi bersih sebesar Rp1,88 triliun pada semester I-2023. Kerugian ini berasal dari berbagai beban dan biaya-biaya yang membengkak, salah satunya terdapat beban dari pendanaan yang melesat menjadi Rp1,23 triliun.

Sejatinya penjualan dan pendapatan usaha WIKA tercatat naik 28,8% menjadi Rp9,25 triliun. Akan tetapi kenaikan tersebut sejalan dengan naiknya angka beban pokok penjualan dan pendapatan 29,2% menjadi Rp8,47 triliun.

Jika diperinci lebih lanjut, kontribusi beban tertinggi berada di segmen Infrastruktur dan Gedung sebesar Rp4,37 triliun, naik 13,5% dibandingkan dengan 2022. Adapun kenaikan beban tertinggi dicatat oleh segmentasi bisnis Industri mencapai 53,6% menjadi Rp2,01 triliun, dan segmen Hotel menjadi Rp360 miliar.

Lebih lanjut, beban usaha pada semester I menjadi Rp452,54 miliar. Angka ini melesat 29,2% secara tahunan.

Bersamaan dengan kenaikan beban tersebut, WIKA juga mencatat kenaikan pada beban lain-lain mencapai 211% menjadi Rp1,21 triliun. Padahal pada semester I-2022 beban ini hanya tercatat Rp391 miliar. WIKA juga mencetak beban dari pendanaan yang tinggi. Nilainya mencapai Rp1,23 triliun.

Dengan demikian, WIKA membukukan kerugian dalam enam bulan pertama senilai Rp1,88 triliun pada semester I-2023 membengkak hingga lebih dari 14.000%. Padahal, pada kinerja semester I-2022 kemarin rugi bersihnya hanya sebatas Rp13,32 miliar.

Sementara itu, total liabilitas WIKA mencatatkan Rp56,7 triliun. Angka tertinggi dicetak oleh Pinjaman Jangka Pendek kepada Pihak Berelasi sebesar Rp8,9 triliun dan liabilitas jangka panjang atas Obligasi sebesar Rp8,3 triliun.

Total aset WIKA mengalami penurunan 3,8% dari 2022 kemarin menjadi Rp72,17 triliun. Dropnya nilai aset didukung oleh berkurangnya pencatatan atas Kas dan Setara Kas menjadi hanya Rp1,8 triliun.

Pergerakan Saham WIKA Selasa (1/8/2023) (Bloomberg)

Sepanjang pagi hingga siang hari ini, Selasa (1/8/2023) saham WIKA anjlok 16 poin (3,65%) ke level Rp422/saham. Investor mentransaksikan WIKA sebanyak 15,9 juta saham dengan nilai Rp6,7 miliar.

Pemegang Saham Pengendali Wijaya Karya adalah Negara Republik Indonesia dengan kepemilikan sejumlah 5,8 miliar saham, atau 65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Sementara itu, untuk publik sebesar 3,1 miliar saham (34,9%). Serta, WIKA masih memiliki saham treasury sejumlah 1,1 juta saham.

(fad/dhf)

No more pages