Aktivitas global telah tertahan oleh inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga dan permintaan yang lebih lemah di China.
Perdagangan memiliki implikasi yang luas bagi pertumbuhan ekonomi Korsel. Ekonomi negara ini tumbuh 0,6% pada kuartal terakhir dari tiga bulan sebelumnya karena ekspor turun lebih sedikit daripada impor.
Permintaan di seluruh dunia kemungkinan akan tetap lemah mengingat perjuangan bank-bank sentral untuk menurunkan inflasi. Meskipun telah mempertahankan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, Bank of Korea tetap membuka pintu untuk pengetatan lebih lanjut setelah menaikkan suku bunga acuannya dengan kumulatif 300 basis poin sejak 2021.
Posisi di pasar swap menunjukkan bahwa para trader percaya bahwa bank sentral AS The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa mendekati akhir dari siklus pengetatan mereka, tetapi mungkin perlu waktu sebelum suku bunga mulai turun lagi.
Meski begitu, optimisme masih ada. Para produsen cip telah mulai memperkirakan pemulihan ekspor ke luar negeri karena permintaan meningkat setelah jeda yang berkepanjangan.
Adapun sentimen positif mungkin datang dari China, di mana pemerintahnya hendak menerapkan langkah-langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan setelah pemulihan dari Covid yang lemah tahun ini.
(bbn)