Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Bisa Lanjut Menguat Terungkit Data Manufaktur dan Inflasi

Ruisa Khoiriyah
01 August 2023 08:42

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah masih menghadapi keperkasaan dolar Amerika Serikat di tengah ramahnya sentimen dari data perekonomian negeri Paman Sam yang memperlihatkan inflasi mulai jinak dan risiko resesi semakin jauh. 

Rupiah bisa melanjutkan penguatan dengan sentimen dari dalam negeri dengan masih gregetnya aktivitas manufaktur Indonesia.  S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Pada Juli, skor PMI manufaktur Indonesia ada di 53,5, naik dibandingkan posisi Juni di 52,5 dan menjadi yang tertinggi sejak September tahun lalu. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di atas 50, zona ekspansi, selama 23 bulan beruntun atau nyaris 2 tahun.

Selain itu, laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik di bursa saham juga memberikan optimisme bahwa perekonomian RI masih bertahan cukup tangguh menghadapi dampak perlambatan ekonomi global. 

Hari ini rupiah menunggu rilis data inflasi Juli yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada pukul 11.00 nanti. Sebanyak 24 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan inflasi IHK tahunan Indonesia akan melandai ke posisi 3,11% dari 3,52%. Adapun inflasi bulanan diprediksi naik 0,22% dari 0,14% pada Juni.

Landainya inflasi Indonesia memberi penguatan pada Bank Indonesia untuk mempertahankan bunga acuan BI7DRR di level 5,75% selama enam bulan berturut-turut.