Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten perdagangan ritel PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) kembali melanjutkan tren penguatan dan mencatatkan diri di zona hijau hingga pada perdagangan hari ini Senin (31/7/2023). Harga saham kini tercatat menjadi yang paling tinggi sejak 19 April 2019 atau 4 tahun terakhir.
Laju saham anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) ini melonjak 16,91% dalam sebulan terakhir ke harga Rp800/saham.

Adapun sepanjang tahun berjalan (Year-to-Date/YtD), pergerakan saham MAPA meroket mencapai 107,79%. Dengan kapitalisasi pasar saat ini sebesar Rp22,66 triliun. Terus mengalami kenaikan sejak awal tahun yang kala itu sudah mencapai angka Rp10,97 triliun.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) saham MAPA ditransaksikan sejumlah 5.965 kali dengan volume sebesar 39,54 juta saham, dan nilai transaksinya sebesar Rp31,65 miliar.
Salah satu alasan menguatnya saham MAPA yang begitu signifikan, investor asing gencar “mengoleksi” saham MAPA. Tercatat hanya dalam 3 hari perdagangan terakhir, saham MAPA gencar terjadi aksi beli bersih (Net Buy) mencapai Rp4,39 miliar.
Sentimen lainnya ialah, euforia dan apresiasi atas kinerja MAPA yang mencetak kenaikan pendapatan sebesar 39% secara tahunan menjadi senilai total Rp5,97 triliun. Senada, MAPA berhasil membukukan laba bersih MAPA mencapai Rp663,74 miliar.
Adapun MAP Aktif Adiperkasa mencatatkan Gross Profit Margin (GPM) meningkat menjadi 49,2% dibandingkan dengan sebelumnya 47,2% pada periode yang sama. Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp1,3 triliun, dari sebelumnya hanya Rp948 miliar pada 2022.
Selain itu, MAPA juga aktif ekspansi dengan terus menjalin kemitraan strategis. Adapun pada Juni kemarin MAPA bekerjasama dengan Frasers Group, melalui Sports Direct Malaysia untuk memperkenalkan Sports Direct di Indonesia.
Kemitraan ini merupakan momen penting bagi MAPA, memberikan peluang untuk memperluas kehadiran Perusahaan pada sektor ritel olahraga dengan menawarkan brand Sports Direct kepada para pelanggan Indonesia. Hal tersebut terungkap dalam paparan publik yang diterbitkan Perseroan pada keterbukaan informasi.
(fad)