Intervensi ini, tentu saja, tidak cukup untuk memulihkan ekonomi Korut yang terkoyak dan terisolasi menjadi sepenuhnya sehat. Namun, bersamaan dengan pembukaan kembali hubungan perdagangan dengan China dan sumber pendapatan lainnya, bantuan dari Rusia memastikan ekonomi Korut cukup stabil untuk berfungsi dan memungkinkan Kim untuk terus menentang komunitas internasional.
“Korut selalu berhasil menemukan cara untuk bertahan hidup,” kata Rachel Minyoung Lee, manajer masalah regional di Open Nuclear Network berbasis di Wina, yang bekerja sebagai analis untuk Open Source Enterprise CIA selama hampir dua dekade.
Rusia dan China menunjukkan dukungan mereka kepada Kim dengan mengirim perwakilan penting ke Korut dalam memperingati hari jadi itu, yang menjadi kunjungan pertama utusan asing ke negara terisolasi itu sejak pandemi Covid-19.
Matematika Penjualan Amunisi
Korut, yang telah dilarang menjual senjata selama sekitar 15 tahun, menampik tuduhan bahwa telah memasok senjata Rusia. Namun AS pada Desember mengatakan memiliki bukti Korut menyelesaikan pengiriman awal senjata ke Grup Wagner untuk digunakan di Ukraina yang mencakup roket infanteri dan rudal.
Salah satu item yang mungkin dimiliki oleh Korut dan diinginkan Rusia adalah cangkang peluru artileri 152 mm, yang dapat dioperasikan dengan persenjataan era Soviet yang telah didorong kembali untuk menggempur Ukraina. Mesin perang Kremlin telah menembak ribuan kali setiap harinya, demikian menurut kelompok riset Jamestown Foundation
Korut memiliki persediaan amunisi yang tak terhitung jumlahnya, mungkin bisa mencapai jutaan putaran mengingat persediaan itu selama beberapa dekade membuat Korea Selatan (Korsel) berada di bawah ancaman kehancuran.
Korut kemungkinan besar akan mengambil kesempatan untuk membongkar sebagian dari persediaannya dengan harga yang lumayan, kata pakar senjata Joost Oliemans, yang turut menulis buku The Armed Forces of North Korea. Persisnya berapa banyak yang akan mereka dapatkan tergantung pada kemampuan mereka untuk bernegosiasi.
Misalnya, jika Korut menjual cangkang altileri seharga US$1.000 per unit, maka menjual 250.000 unit akan sama dengan sekitar 1% dari angka PDB-nya, menurut perhitungan Bloomberg News.
Itu adalah perkiraan konservatif karena permintaan yang tinggi yang mungkin membuat harga naik, dengan cangkang peluru 155 mm yang digunakan oleh pasukan NATO dihargai sekitar US$3.000 per unit.
Sinyal Aktivitas Perdagangan Korut-Rusia
Mengingat bahwa Korut dan Rusia tunduk pada sanksi PBB, keduanya berusaha menyembunyikan berapa banyak perdagangan yang terjadi. Namun, ada banyak pertanda bahwa aktivitas mulai meningkat.
Pada akhir 2022, kedua negara memulihkan jalur kereta api yang telah disetop selama hampir tiga tahun, demikian menurut gambar satelit termasuk dari bulan November yang menunjukkan kereta api menyeberang dari Rusia ke Korut dan berhenti di stasiun penanganan barang.
Kang Mi-jin, seorang pembelot Korut yang sekarang menjalankan sebuah perusahaan di Korsel yang mengawasi ekonomi bekas Tanah Airnya itu. Ia mengatakan bahwa ada laporan bahwa gula Rusia telah memasuki pasar Korut dalam beberapa bulan terakhir. Menurut Kang, warna gula itu lebih kasar dan lebih gelap daripada yang biasa digunakan orang Korut.
Ada juga indikasi peningkatan aktivitas dagang dengan China setelah kedua negara membuka kembali jalur kereta utama mereka tahun lalu yang ditutup sejak Covid. Lalu lintas antara kota perbatasan China, Dandong dan kota terdekat Korut, Sinuiju dapat terlihat di jalan-jalan di China.
Situs web Daily NK, salah satu dari kelompok NGO yang berafiliasi dengan Kementerian Unifikasi Korsel, mengatakan sumbernya di lapangan melihat panjang kereta barang bertambah. Bahan makanan dan bahan bangunan termasuk di antara barang-barang yang masuk ke Korut.
Apa yang hampir mustahil untuk dilihat adalah aktivitas jalur pipa antara dua kota yang dapat memasok sebanyak 750.000 ton (5,5 juta barel) minyak setiap tahunnya. Hal ini dilaporkan oleh menurut laporan Nautilus Institute yang ditulis David von Hippel dan Peter Hayes.
Pertanda Lainnya
Di antara beberapa barang yang coba dijual Korut ke luar negeri adalah komoditas yang dapat ditambang di dalam negeri dan kemudian diperdagangkan dengan cara menghindari intersepsi.
Di pelabuhan internasional utama Nampo, jumlah pengiriman yang dapat dideteksi oleh dunia luar mencapai 100 kapal pada paruh pertama tahun ini dan meningkat tiga kali lipat dari lalu lintas di pelabuhan selama tahun-tahun pandemi, menurut data dari IHS Markit.
Adapun pertanda lainnya, yaitu Korut memiliki uang untuk dibelanjakan, laporan Panel Pakar Keamanan PBB mengatakan pada bulan Maret bahwa pengiriman produk minyak sulingan ke Korut pada tahun 2022 kembali melebihi jumlah impor tahunan 500.000 barel yang diizinkan berdasarkan sanksi.
Tahun ini, panel mengatakan, Korut juga mengakuisisi enam kapal kargo lagi, langkah ini melanggar sanksi PBB. Empat dari kapal ini termasuk di antara puluhan kapal yang berlayar ke lokasi di mana besi dan batu bara tersedia di China selama sebulan terakhir dalam upaya untuk menjual komoditas yang ditambang di Koruy dengan, demikian dilaporkan NK News.
Data Bloomberg menunjukkan bahwa lima kapal yang diidentifikasi oleh PBB telah berlabuh setidaknya sekali di China sejak Maret. Data kapal menunjukkan beberapa perjalanan ke tempat biji-bijian berlabuh di dekat Dalian.
Korut juga terus menghindari sanksi melalui pengiriman komoditas dari kapal ke kapal di laut lepas yang sering dilakukan secara diam-diam dengan transponder yang dimatikan untuk menghindari deteksi, kata panel PBB.
Sumber pendapatan lain yang mungkin diperoleh Korut adalah dari kejahatan dunia maya. Baik AS maupun Korsel menuduh rezim Kim menyebarkan hacker ke berbagai penjuru dunia untuk mendanai program senjatanya.
Mereka mengatakan para pekerja hacker ini dapat menghasilkan sebanyak US$300.000 setahun di luar negeri, seringkali dari jarak jauh melalui platform pekerja lepas dengan identitas palsu atau pencurian identitas, dan dapat mengaktifkan serangan dunia maya dan pencurian mata uang kripto yang membantu Korut memperoleh sekitar US$1,7 miliar pada tahun 2022.
Korut tidak merilis statistik resmi tentang ekonominya secara keseluruhan. Dengan begitu sulit untuk membuat penilaian secara keseluruhan tentang jumlah kegiatan ekonomi negara itu.
Terlebih lagi, negara tersebut masih menderita akibat pandemi, dan merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang belum memulai program vaksinasi, kata Anwita Basu, pakar Korut dan kepala risiko negara Eropa di BMI Fitch.
Namun, tanda-tanda dimulainya kembali perdagangan dengan China, yang secara historis merupakan mitra dagang terbesar Korut, membuat Fitch memperkirakan ekonomi Korut kembali tumbuh setelah dua tahun penuh mengalami kontraksi, meskipun masih penuh ketidakpastian.
—Dengan asistensi Kevin Varley.
(bbn)