Logo Bloomberg Technoz

Inflasi Tahunan Melambat

Sementara untuk inflasi Juli secara tahunan (year-on-year/yoy), konsensus Bloomberg dengan melibatkan 24 institusi menghasilkan median angka proyeksi 3,11%. Melandai ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 3,52%.

Jika inflasi 3,11% terwujud, maka akan menjadi yang terendah sejak Maret tahun lalu.

Inflasi Indonesia (Sumber: BPS, Bloomberg)

Faisal menyebut, inflasi yang kian melandai disebabkan oleh efek basis yang tinggi (high-base effect). Juli tahun lalu, pemerintah menaikkan harga sejumlah Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Selain itu, pemerintah juga menaikkan harga Elpiji non-subsidi (tabung 5,5 kg dan 12 kg). Tarif listrik untuk pelanggan di atas 3.500 VA pun dinaikkan.

Tahun ini, dampak dari berbagai kenaikan itu sudah memudar. Jadi wajar saja laju inflasi melandai.

Sementara untuk inflasi inti, konsensus Bloomberg yang melibatkan 17 institusi menghasilkan angka median proyeksi 2,52% yoy. Lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 2,58%.

Jika inflasi inti benar-benar di 2,52% yoy pada Juli, maka akan menjadi yang terendah sejak Maret 2022.

Inflasi Inti Indonesia (Sumber: BPS, Bloomberg)

Faisal memperkirakan laju inflasi sepanjang 2023 akan berada dalam tren turun. Harga pangan masih terkendali, dan pada tahun ini ada high-base effect dari kenaikan harga energi tahun lalu.

“Namun, kami melihat ada ancaman berupa El Nino dan dampaknya terhadap harga pangan. Ini yang harus diantisipasi dengan saksama,” tegasnya.

Bank Mandiri memperkirakan inflasi pada akhir 2023 akan berada di 3,6%. Akan tetapi, ada kemungkinan bisa lebih rendah lagi yaitu sekitar 3%, dengan syarat pemerintah berhasil mengendalikan harga pangan.

Bunga Acuan Belum Bisa Turun

Meski laju inflasi kian landai, tetapi sepertinya BI belum bisa menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Sikap bank sentral negara maju (terutama The Federal Reserve) yang masih hawkish membuat pemangkasan BI 7 Day Reverse Repo Rate belum bisa ditempuh.

The Fed bulan ini menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps). Pasar pun melihat langkah yang sama akan ditempuh dalam rapat September.

Jika BI menurunkan suku bunga acuan saat The Fed masih agresif, maka rupiah akan terancam karena aset di luar negeri menjadi lebih menarik. Dalam sebulan terakhir, rupiah membukukan pelemahan 0,63% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Yield Obligasi Pemerintah AS dan Indonesia Tenor 10 Tahun (Sumber: Bloomberg)

Oleh karena itu, kemungkinan pengguntingan BI 7 Day Reverse Repo Rate baru bisa terjadi tahun depan. Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, memperkirakan itu baru terjadi paling cepat kuartal I-2024.

“Saat itu, BI baru bisa memberikan respons suku bunga atas perlambatan kredit, belanja pemerintah, dan inflasi,” sebut Satria.

(aji)

No more pages