Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat meminta pemerintah dan PT Pertamina memastikan distribusi gas bersubsidi jenis LPG 3 Kg agar tepat sasaran. Anggota Komisi VI DPR, I Nyoman Parta mengatakan, telah menemukan sejumlah warga negara asing yang bisa membeli gas melon di Bali. 

Padahal, menurut dia, kuota dan stok gas subsidi tersebut bagi warga lokal Bali juga terbatas. Bahkan, sejumlah daerah termasuk Bali sempat mengalami krisis atau kekurangan stok gas tersebut dalam beberapa pekan terakhir. 

"Ternyata mereka juga memanfaatkan (LPG 3 Kg) dan saya lihat di lapangan mereka juga nenteng (membawa) gas. Ini kan harus ada ketegasan tentang siapa yang berhak dan siapa yang tidak berhak," kata Parta seperti dikutip dari laman DPR, Senin (31/7/2023).

Dia mengatakan, Bali memang menjadi tempat wisata dan tinggal sementara sejumlah WNA. Mereka tersebar di rumah, vila, dan pondok di Pulau Dewata tersebut. 

"Mereka tidak ber-KTP Bali, tapi menggunakan gas di Bali. Itukan jumlahnya sangat banyak. Jadi, banyak yang tidak berhak terhadap LPG subsidi, tapi menggunakan LPG subsidi," kata Politikus PDI Perjuangan tersebut.

Selain itu, dia juga meminta Pertamina menegaskan aturan distribus gas bersubsidi. Pertamina didesak mampu memastikan seluruh pembeli LPG 3 Kg memenuhi syarat menerima subsidi. Masyarakat dengan penghasilan cukup, restoran, hotel, dan usaha lainnya bisa membeli gas umum.

Parta sendiri bersama Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati sempat meninjau sejumlah pangkalan distribusi LPG 3 KG di Denpasar, Bali, Minggu (30/7/2023). DPR memang berulang kali melontarkan kritik krisis stok dan penyelewengan distribusi gas subsidi. Bahkan, mereka berniat memanggil dan memeriksa Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir usai reses.

Berdasarkan tinjauan di lapangan, kata dia, stok LPG 3 Kg di agen dan pangkalan dalam kondisi yang cukup. Akan tetapi, distribusi atau pembeliannya yang penuh masalah sehingga seolah kekurangan stok.

"Sesungguhnya kuota ada, tapi pengambilannya yang tidak tertib karena ada persoalan kekhawatiran akan tidak adanya gas. Intinya (warga) jangan panik dan jangan mengambil lebih," kata dia.

(frg)

No more pages