Logo Bloomberg Technoz

Greenback atau Dolar Amerika Serikat dibuka lebih rendah terhadap sebagian besar mata uang G-10 di awal perdagangan Sydney. Dolar turun 0,2% terhadap Yen dan turun sedikit terhadap Euro, Dolar Australian dan Poundsterling. 

"Pergerakan harga di sekitar keputusan suku bunga bank sentral telah menyebabkan lonjakan volatilitas di sekitar euro dan yen," kata Paresh Upadhyaya, direktur strategi mata uang di Amundi Asset Management. 

Pergerakan besar ini merupakan hasil dari "perubahan dalam panduan ke depan menjadi bergantung pada data dan pertemuan demi pertemuan," ujar dia. Saya memperkirakan bahwa RBA dan Bank of England juga akan mengikuti jalur tersebut."

Sebelumnya, Yen juga sempat melonjak menjelang pertemuan bank sentral, Jumat lalu. Hal ini terjadi di tengah laporan bahwa para pembuat kebijakan akan mendiskusikan perubahan kebijakan kontrol kurva imbal hasil mereka. 

Akan tetapi, Yen berbalik arah ketika bank sentral merilis kebijakannya. Mata uang ini diperdagangkan dalam kisaran harian terluas sejak April, sebelum akhirnya ditutup turun 1,2%.

Votalitas Dolar Amerika Serikat dan Yen usai pengumuman kebijakan bank sentral Jepang (Dok. Bloomberg)

Apa yang dikatakan oleh para ahli strategi Bloomberg

"Pengetatan telah dimulai. Perubahan ini seharusnya memberikan lebih banyak dukungan untuk Yen. Tetapi arus modal dan undervaluation struktural dalam mata uang ini sudah mengarah ke sana," kata Simon White, ahli strategi makro

Sementara itu, Euro anjlok sebanyak 1,1% pada hari Kamis. Ini adalah yang terbesar sejak Maret 2023. Hal ini menjadi dampak dari pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde yang menekankan bahwa rilis data di masa depan akan menentukan pergerakan suku bunga. Namun, dia juga memberikan gambaran suram tentang tantangan pertumbuhan dan inflasi ganda Eropa.

Indeks dolar Bloomberg pun mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua minggu. 

"Hal yang paling mengejutkan saya adalah bahwa meskipun ada beberapa pergerakan yang sangat kuat secara keseluruhan dalam FX, saya tidak yakin orang-orang memiliki banyak kepercayaan pada daya tahan mereka," kata Shaun Osborne, kepala strategi valuta asing di Scotiabank.

--Dengan bantuan dari Robert Fullem, George Lei, Anya Andrianova dan Michael G. Wilson.

(bbn)

No more pages