Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan harga minyak dunia tengah menyentuh level tertinggi sejak April seiring dengan tanda-tanda kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang makin menguat yang meningkatkan prospek permintaan.
ICE Brent Futures parkir pada harga US$83,90 per barel pada kontrak September 2023, efek pertumbuhan ekonomi AS yang melebihi ekspektasi pasar sebelumnya, bersamaan dengan meningkatnya spekulasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mendekati akhir dari siklus pengetatan moneternya.
Grafik Harga Minyak Brent Dalam 3 Hari Terakhir (Bloomberg)
Mencermati harganya, minyak Brent untuk penyelesaian September naik 0,31% menjadi US$83,90 per barel dalam 3 hari terakhir perdagangan pada Jumat (28/7/2023). Lebih jauh lagi, secara bulanan harga minyak Brent menguat 12,02% point-to-point.
Adapun minyak secara luas menguat sejak Juni, ditopang oleh pemotongan pasokan dari Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya untuk membantu menguras persediaan minyak global, serta tanda-tanda bahwa ekspor minyak mentah lintas laut Rusia terjadi penurunan.
Arab Saudi juga diproyeksikan akan memperpanjang pemotongan pasokan minyak 1 juta barel per hari hingga September menyusul upaya mendorong pemulihan sementara pada harga minyak, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Meski demikian, harga minyak mentah masih tercatat kontraksi sejak awal tahun hingga saat ini (year-to-date/ytd), tercatat koreksinya menipis menjadi hanya 2,5% ytd.
Dari sisi permintaan, pemulihan ekonomi China yang kehilangan momentumnya telah menjadi tantangan yang terus-menerus untuk harga komoditas, tetapi negara tersebut telah mengisyaratkan akan menambah stimulus untuk meningkatkan ekonominya.
(dba)