“Menurut saya, bitcoin bergerak searah dengan harga saham dan aset berisiko lainnya. Hal yang paling menarik adalah dalam beberapa hari ke depan akan menjadi ujian,” kata Jake Gordon dari Bespoke Investment Group.
Tahun lalu, bitcoin bergerak senada dengan pasar saham, utamanya saham-saham emiten teknologi. Aset-aset ini terpukul kala bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan secara agresif untuk meredam laju inflasi. Kolapsnya FTX kemudian membuat harga aset-aset kripto anjlok, sebelum perlahan bangkit pada akhir tahun.
Sejak awal 2023, indeks S&P 500 sudah menguat lebih dari 3%. Sementara indeks Nasdaq 100 (yang didominasi saham-saham teknologi) naik sekitar 4%.
“Aura di pasar saat ini sedang risk-on, dan itu membantu kebangkitan aset-aset kripto. Jalannya perdagangan lebih karena faktor rendahnya risiko ketimtbang fundamental,” kata Chris Gaffney, President of World Market di TIAA Bank.
Gaffney menambahkan, harga aset-aset kripto yang sudah murah selepas kejatuhan selama berbulan-bulan akan memunculkan sikap bargain hunting (membeli aset pada harga murah).
(aji/hdr)