Bandara Kertajati ditambahkan pemerintah juga telah menarik minat beberapa pihak dari India dan Arab Saudi. Mereka telah menyampaikan minatnya untuk mengembangkan Bandara Kertajati. Berbagai pertemuan untuk membahas peluang investasi pengembangan Bandara Kertajati melalui skema Public Private Partnership atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Diketahui Bandara Kertajati belakangan ini menjadi perhatian karena sejumlah hal yang dinilai bisa tidak memudahkan penumpang dan maskapai.
Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai, dari banyaknya isu terkait dengan Bandara Internasional Kertajati, salah satu yang paling utama adalah persoalan perencanaan pembangunan yang terkesan terlalu dikebut. Hal ini yang ditengarai sebagai penyebab bandara tersebut berpotensi merugi.
Menurutnya, pembangunan bandara yang baik dirancang untuk berkembang bertahap sesuai dengan pertumbuhan muatan.
“Contohnya Bandara Soekarno-Hatta. Ketika dibuka pada 1985, hanya 1 landas pacu dan 1 terminal. Sebaliknya, Bandara Kertajati dibangun sekaligus untuk kapasitas besar, mengabaikan kajian kebutuhan muatan. Walhasil, biaya operasi dan pengembalian modal terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan dan terus merugi,” katanya saat dihubungi, Sabtu (15/7/2023).
Sementara soal akses dan jauhnya jarak juga menjadi perhatian. Jarak Bandara Kertajati —yang diagendakan beroperasi penuh secara komersial per Oktober 2023, tercatat sebagai bandara dengan jarak terjauh dari kota utama atau ibu kota provinsi. Dengan kondisi inilah pemerintah kemudian berupaya melakukan penyediaan akses antarmoda tersebut.
(ezr)