Logo Bloomberg Technoz

Pejabat otoritas moneter percaya diri mempertahankan proyeksi mereka bahwa inflasi tahun ini bisa diseret turun ke level 23%. Bank sentral Turki telah memangkas bunga acuan dalam empat kesempatan antara Agustus hingga November lalu. Supaya mata uang lira Turki tetap stabil di tengah kebijakan itu, Turki telah menghabiskan US$ 108 miliar untuk intervensi pasar, dalam hitungan Bloomberg Economics.

Sementara itu, pemerintah Turki turun tangan untuk membantu daya beli masyarakat agar tetap bertahan melalui kebijakan kenaikan upah, keringanan utang dan pemberian pinjaman murah. Pemerintah Turki juga meminta pada pelaku bisnis ritel kelontong agar menjaga harga jual di level tetap dan mengancam akan mengambil tindakan pada mereka yang menerapkan harga spekulatif. Perintah itu langsung dituruti oleh Migros Ticaret AS dan Sok Marketler Ticaret AS, jaringan ritel besar di Turki.

Prospek inflasi mungkin memang membaik di Turki, walau tampaknya bank sentral masih terlalu optimistis. Survei bulanan yang digelar pada pelaku pasar pada Januari lalu mengungkapkan, kenaikan harga mencapai 32,5% di akhir 2022, atau sekitar 10 poin di atas perkiraan resmi terbaru. 

Analisis oleh Morgan Stanley memperkirakan inflasi Turki akan melandai di angka 42% pada Mei nanti didorong oleh asumsi stabilitas nilai tukar yang akan dijaga hingga musim pemilu dan kontrol harga. “Stimulus pra-pemilu khususnya kenaikan upah minimum hingga 55% pada Januari lalu, ditambah percepatan pertumbuhan pinjaman konsumen kemungkinan akan mendorong inflasi bulanan lebih tinggi dari rata-rata tiga bulan terakhir,” kata Alina Slyusarchuk, ekonom Morgan Stanley.

(bbn)

No more pages