Pertengahan pekan ini, Rabu (26/7/2023), Akseleran mengumumkan untuk membatalkan IPO. Perusahaan berencana menggelar pencatatan atau listing di Bursa Efek Indonesia pada 9 Agustus 2023.
Dalam keterangan resminya, Akseleran mengaku pembatalan IPO disebabkan karena ketiadaan strategic investor yang tepat. Sehingga, perusahaan butuh waktu lebih panjang untuk mencari startegic investor tersebut.
"Dikarenakan kondisi pasar saat ini, dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan strategic investor yang tepat yang dapat mendukung perusahaan ke depan. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan menunda IPO sementara waktu," tulis fact sheet yang disampaikan secara resmi oleh Akseleran, Rabu (26/7/2023).
Ganggu Ekspansi
Akseleran sebelumnya mengincar dana segar hasil IPO antara Rp298 miliar hingga Rp356 miliar. Target ini mempertimbangkan sebanyak-banyaknya 2,98 miliar saham yang dilepas pada rentang harga Rp298 miliar sampai Rp356 miliar.
Bersamaan dengan IPO, Akseleran akan menerbitkan 298,84 juta Waran Seri I dengan rincian setiap pemegang 10 saham IPO akan mendapatkan 1 waran yang dapat dilaksanakan menjadi saham baru dengan harga pelaksanaan Rp120 hingga Rp150. Dari penerbitan waran ini, perusahaan dapat menyerap maksimal Rp44,82 miliar.
Sebagian dana hasil IPO semula akan digunakan untuk mengakuisisi 99,99% saham perusahaan pembiayaan atau multifinance, PT Pratama Interdana Finance. Kemudian, sekitar Rp200 miliar akan digunakan untuk tambahan modal kerja kepada perusahaan target akuisisi ini.
CEO dan Co-founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan tak menampik, pembatalan IPO di tahun ini mengganggu ekspansi perusahaan. Ekspansi menjadi terhambat, sehingga potensi akelerasi pertumbuhan kinerja keuangan tertahan.
“Penundaan IPO tidak berdampak terhadap kinerja keuangan. Justru, pada kuartal VI-2023 kami menargetkan penyaluran pendanaan sebesar 70% dari sebelumnya menargetkan pertumbuhan 2,2 kali hingga 2,3 kali atau setara dengan 220 % dikarenakan tidak adanya ekspansi multifinance,” ungkap Ivan.
Ia menegaskan, IPO tetap akan dilakukan. Cuma, waktu eksekusinya saja yang menjadi lebih panjang, menjadi tahun depan.
(dhf/dba)