Divestasi untuk Pemerintah RI
Pencapaian kinerja keuangan INCO terjadi di tengah penantian divestasi tambahan saham perusahaan untuk pemerintah. Direktur Utama PT Mining Industry Indonesia (Persero) atau MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan proses negosiasi soal divestasi saham dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Hendi mengatakan bahwa proses negosiasi tersebut juga dikawal penuh oleh pemerintahan, mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) hingga Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kita masih dalam tahap negosiasi, masih berlanjut. Hanya itu yang bisa saya sampaikan," ujar Hendi di sela acara Nickel Conference 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Namun demikian, Hendi memastikan bahwa sampai saat ini perusahaan intens melakukan berbagai pertemuan untuk memuluskan kesepakatan proses divestasi tersebut.
"Saya tidak bisa menjelaskan secara detil progresnya seperti apa, tapi ada pertemuan-pertemuan yang serius, yang menuju kepada perkembangan itu," jelas Hendi.
Sebelumnya, Holding BUMN pertambangan itu dikabarkan telah menyepakati prinsipal dasar divestasi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) secara business-to-business (B2B), termasuk soal pengendali serta harga saham yang diambil alih, seperti dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di kantornya akhir pekan lalu.
Dengan demikian, kepemilikan saham MIND ID di INCO hampir dipastikan bertambah menjadi 34% dari sebelumnya 20%. Untuk jatah saham Vale Canada sebagai induk INCO akan berkurang menjadi 29,79%, dari sebelumnya 43,79%.
Investasi Arab
Secara grup, Vale juga menjadi incaran dunia. Ini tercermin dari investasi yang digelontorkan Arab Saudi ke grup tersebut.
Lembaga dana investasi negara Saudi, Public Investment Fund (PIF), dan Saudi Arabian Mining Co., yang dikenal sebagai Maaden, akan membeli 10% saham di perusahaan yang didirikan untuk menampung aset logam dasar Vale, seperti dikutip dari keterangan resmi Vale SA, Kamis (27/07/2023).
Secara terpisah, perusahaan investasi Engine No. 1 akan membeli 3% saham. Jumlah total yang harus dibayarkan berdasarkan kedua perjanjian tersebut adalah US$3,4 miliar (Rp51,2 triliun).
Arab Saudi telah melakukan investasi global dalam beberapa tahun terakhir menyusul upaya menebar kekayaan minyaknya ke sektor lain. PIF telah mengambil saham pembuat video game dan produsen mobil listrik, tetapi kesepakatan Vale adalah investasi besar pertama di bidang pertambangan sejak mendirikan perusahaan patungan dengan Maaden pada bulan Januari bernama Manara.
Saudi mengalahkan penawar pesaing mereka untuk kesepakatan dengan Vale ini, yaitu Mitsui & Co. dari Jepang dan Otoritas Investasi Qatar, demikian menurut beberapa sumber yang mengetahui perihal tersebut. Kesepakatan ini ditangani oleh Goldman Sachs Group Inc. untuk Vale, dan Bank of America Corp. untuk PIF dan Maaden.
Selain kesepakatan membeli Vale, Maaden baru-baru ini membentuk JV dengan Ivanhoe Electric Inc. untuk mengembangkan proyek pertambangan di Arab Saudi. Perusahaan telah mengumumkan kemitraan dengan Barrick Gold Corp. untuk mengeksplorasi dan mengembangkan dua area baru di kerajaan, tempat mereka mengoperasikan tambang tembaga Jabal Sayid.
(ibn/del)