“Ini adalah penampilan sistem kemampuan nuklir Korut yang terbesar dan paling terbuka dengan pejabat dari negara lain,” kata peneliti senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.
“Pesannya jelas, Kim mendapat dukungan dari dua mitra regional yang kuat yang juga merupakan anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto," tambahnya.
Kim juga mengajak Shoigu mengunjungi pameran senjata untuk menunjukkan rudal berkemampuan nuklir dan senjata lainnya. Kunjungan Menhan Rusia itu memicu kekhawatiran AS tentang pengiriman amunisi dari Pyongyang untuk membantu perang Rusia di Ukraina.
Kunjungan delegasi asing ke Korea Utara itu adalah yang pertama sejak Kim menutup perbatasan negara itu pada awal pandemi Covid-19 sekitar tiga tahun lalu dan merupakan tanda terbaru pembukaan negara yang terisolasi itu.
Perayaan itu bertepatan dengan peringatan 70 tahun penandatanganan Perjanjian Gencatan Senjata yang mengakhiri pertempuran Perang Korea pada 27 Juli 1953. Kim mencari rekan yang kuat di Moskow dan Beijing untuk mendapatkan dukungan guna menangkis sanksi baru menyusul upayanya meningkatkan program senjata nuklir untuk menyerang AS dan sekutunya.
Kim juga sedang melonggarkan pembatasan usai pandemi yang mengerem ekonominya.
(bbn)