India, salah satu kreditur besar Sri Lanka, sudah lebih dulu memberikan jaminan pada Januari. Itu menjadi pembuka jalan bagi Sri Lanka agar bisa segera mengakses dana utang IMF untuk menyelamatkan ekonomi.
Negosiasi utang telah berjalan berlarut-larut sejak Sri Lanka mengalami gagal bayar pada Mei. Para kreditur saling bertengkar tentang besarnya kerugian yang mereka tanggung dan apakah utang lokal harus dimasukkan juga dalam skema restrukturisasi.
Dalam upaya mendorong percepatan isu itu, pemerintah Sri Lanka disebut telah menimbang untuk memasukkan klausul khusus dalam proposal restrukturisasi utang agar keraguan di antara negara-negara krediturnya bahwa China mendapat skema lebih baik, bisa mereda.
“Sebagai kreditur terbesar Sri Lanka, kami berharap China bisa memberi jaminan utang yang kredibel dan spesifik tentang kesiapannya bergabung dengan kita semua dalam standar IMF tentang restrukturisasi utang.” ujar Victoria Nuland, Wakil Menteri Luar Negeri AS ketika berkunjung ke ibukota Sri Lanka, Kolombo, pada 1 Februari lalu.
(bbn)