Dolar Lesu, Emas Melaju
Kenaikan harga emas dunia disebabkan oleh depresiasi dolar AS. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,3%. Sepanjang tahun ini, indeks tersebut sudah terpangkas sekitar 3%.
Emas dan dolar AS memiliki hubungan berbanding terbalik. Biasanya harga emas naik saat dolar AS lesu.
Ini karena emas adalah aset yang dihargai dalam dolar AS. Pelemahan dolar AS akan membuat emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan pun naik sehingga harga mengikuti.
Dolar AS tetap melemah meski bank sentral The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan. Dini hari tadi waktu Indonesia, Ketua Jerome Powell dan kolega sepakat untuk mengerek Federal Funds Rate sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,25-5,5%.
Keputusan ini diambil secara aklamasi. Tidak ada anggota Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) yang berbeda pendapat.
Bahkan Powell memberi kode keras bahwa suku bunga acuan bisa naik lagi pada rapat FOMC September.
“Seluruh informasi akan menentukan keputusan kami dalam rapat tersebut. Tentu mungkin saja kami akan menaikkan (suku bunga) lagi dalam rapat September. Namun saya juga mengatakan bisa saja kami memutuskan untuk mempertahankan (suku bunga),” ungkap Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Namun, pasar melihat puncak suku bunga (terminal rate) sudah dekat. Setelah kenaikan September, Federal Funds Rate diperkirakan tidak naik lagi. Ini membuat dolar AS terimbas sentimen negatif.
“Kami melihat klien institusi menjual dolar AS. Pasar sepertinya melihat narasi disinflasi semakin kuat,” ujar Noel Dixon, Global Macro Strategist di State Street Global Markets, seperti diberitakan Bloomberg News.
(aji)