Pemulihan ekonomi China mendapat hadangan pada kuartal kedua karena memburuknya pasar properti domestik, ekspor yang turun, dan penjualan ritel yang juga melemah. Hal ini menyebabkan inflasi konsumen berada di garis datar, sementara harga produsen turun dengan laju yang lebih dalam.
Raihan laba yang masih turun secara beruntun berarti kondisi operasional memburuk masih terjadi pada banyak perusahaan. Kepercayaan bisnis telah terpukul dan banyak penundaan, yang pada ujungnya menekan pertumbuhan.
Para pemimpin tertinggi China dalam rapat pekan ini, dengan agenda pembahasan bidang ekonomi, memberi isyarat lebih banyak dukungan sektor real estat yang tengah bermasalah. Mereka pun berjanji untuk meningkatkan konsumsi dan menyelesaikan hutang pemerintah daerah.
Meski demikian para pemimpin setempat gagal mengumumkan stimulus skala besar untuk mendukung perbaikan. Mereka sepertinya masih yakin bahwa pertumbuhan masih berada di jalur tepat untuk mencapai target sekitar 5% tahun ini.
(bbn)