Powell menegaskan kembali bahwa jalan Bank Sentral masih panjang untuk mengembalikan inflasi ke target 2%. Kendati demikian para petinggi The Fed menolak untuk menjelaskan kapan suku bunga mungkin akan naik lagi. Masih akan ada sejumlah laporan ekonomi sebelum pertemuan The Fed berikutnya pada September mendatang.
“Semua informasi itu akan menginformasikan keputusan kami saat kami memasuki pertemuan itu,” katanya.
“Sangat mungkin bahwa kami akan menaikkan (tarif) lagi pada pertemuan September, jika data diperlukan. Dan saya juga akan mengatakan bahwa mungkin saja kami akan memilih untuk tetap teguh pada pertemuan itu,"
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dari sisi makroekonomi, investor mencerna data Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI) AS yang dirilis oleh The Conference Board. CCI naik ke level 117 pada Juli, tertinggi dalam dua tahun dari level 110,1 pada Juni seiring dengan penurunan inflasi.
Indeks Kondisi Saat Ini (Present Situation Index/PSI) membaik menjadi 160 dari sebelumnya 155,3 sementara Indeks Ekspektasi (Expectations Index) naik ke level 88,3 dari level sebelumnya 80,0 pada Juni.
Kemudian, dalam laporan World Economic Outlook (WEO) terkini, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,0% pada 2023, naik 0,2 persentase poin dari proyeksi mereka pada April.
Sentimen selanjutnya, investor juga tengah mencerna rilis data inflasi (Consumer Price Index/CPI) Australia yang melambat menjadi 0,8% qoq pada kuartal II-2023 dari 1,4% qoq pada kuartal sebelumnya dan lebih lambat dari ekspektasi pasar, 1,0%. Ini adalah laju kenaikan inflasi paling kecil sejak kuartal III-2021.
Dibandingkan secara tahunan, tingkat inflasi melandai menjadi 6,0% pada kuartal II-2023 dari 7,0% pada kuartal I-2023 dan lebih rendah dari ekspektasi pasar 6,2%. Ini adalah tingkat inflasi paling rendah sejak kuartal III-2022 dan menandakan penurunan inflasi selama dua kuartal berturut-turut.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,44% ke 6.948 dan masih didominasi oleh volume pembelian.
“Target penguatan yang kami berikan di 6.954 sudah tercapai, saat ini diperkirakan posisi IHSG sedang berada di akhir wave iii dari wave (a) dari wave [iii],” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (27/7/2023).
Herditya juga memberikan catatan, waspadai adanya koreksi dari IHSG untuk membentuk wave iv ke rentang area 6.789-6.877, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya lanjutan penguatan ke 6.989-7.013.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BIPI, GOTO, SMDR, dan SRTG.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Rabu kemarin IHSG menguat 0,44% ke 6.948, dengan investor asing mencatatkan net buy sejumlah Rp717 miliar pada reguler market. Dengan saham rekomendasinya ialah PNBN, DRMA, ESSA, ASSA, BRMS, dan TINS.
(fad/evs)