Keputusan ini diambil secara aklamasi. Tidak ada anggota Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) yang berbeda pendapat.
Bahkan Powell memberi kode keras bahwa suku bunga acuan bisa naik lagi pada rapat FOMC September.
“Seluruh informasi akan menentukan keputusan kami dalam rapat tersebut. Tentu mungkin saja kami akan menaikkan (suku bunga) lagi dalam rapat September. Namun saya juga mengatakan bisa saja kami memutuskan untuk mempertahankan (suku bunga),” ungkap Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Walau The Fed menaikkan suku bunga acuan, dan mungkin September naik lagi, langkah itu sudah masuk kalkulasi. Sudah priced-in.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli 2023 sudah memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga acuan dalam rapat FOMC bulan ini. Juga pada rapat September.
"Baseline perkiraan kami Juli ini (Federal Funds Rate) akan naik 25 basis poin. September juga akan naik 25 basis poin," kata Perry.
Dengan begitu, lanjut Perry, suku bunga acuan AS akan menyentuh kisaran 5,75%. Ini adalah puncak suku bunga alias terminal rate.
Setelah itu, tambah Perry, The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan. Suku bunga memang tidak naik lagi, tetapi bertahan di level tinggi.
"Sekarang di global itu higher for longer," ujarnya.
Kebijakan The Fed yang sejauh ini sesuai dengan ekspektasi membuat pasar tidak terkejut. Dolar AS tidak serta-merta perkasa akibat kenaikan suku bunga acuan, justru melemah tipis. Perkembangan ini menjadi sentimen positif bagi rupiah.
(aji)