“Kami kembali menghimbau kepada seluruh nasabah BCA untuk tidak memberikan data yang bersifat rahasia kepada pihak manapun, termasuk kerabat, orang terdekat,” tambah dia.
Kepada nasabah BCA yang sudah mengalami hal ini, pihak BCA menyarankan berbagai langkah seperti berikut; pertama, melakukan unistall aplikasi BCA Mobile, kedua segara menghubungi Halo BCA lewat aplikasi HaloBCA atau kontak 1500888.
Modus Biaya Transaksi
Sebelumnya juga ada modus dengan dengan menyebarkan surat pengumuman kenaikan biaya transaksi, mengatasnamakan BNI, ke nomor handphone pribadi para calon korban. Surat tersebut mengarahkan para calon korban untuk membuka link atau tautan yang mengarah ke situs web yang dibuat mirip dengan situs web BNI.
Setelah membuka tautan tersebut, calon korban akan digiring untuk mengisi data pribadi seperti nomor kartu ATM, expiry date kartu, Card Verification Value (CVV) atau Card Verification Code (CVC), nomor personal identification number (PIN), kode akses, dan kode one-time password (OTP). Setelah memasukkan data pribadi, pelaku penipuan online dapat mengambil alih rekening korban dan memindahkan dana yang ada di sana.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengatakan bahwa ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan online dengan modus tersebut. Pertama, waspadai akun palsu yang mengatasnamakan BNI, terutama jika menggunakan nomor handphone biasa atau tidak terverifikasi.
"Kedua, jangan membuka link atau tautan apapun yang dikirimkan oleh nomor mencurigakan yang mengatasnamakan BNI. Ketiga, hapus pesan yang dikirim dan langsung blokir nomor handphone mencurigakan tersebut," ungkap Okki.
Keempat, lanjut Okki, jangan pernah memberikan data pribadi kepada siapapun. Okki menegaskan bahwa BNI tidak pernah meminta user ID, password, kode OTP, atau PIN dari nasabah baik melalui SMS, WhatsApp, telepon, email, maupun media sosial.
Modus APK
Modus terakhir yang sudah cukup lama namun masih terus berlangsung hingga saat ini adalah penipuan dengan file format APK atau aplikasi andorid. Aplikasi ini digolongkan dalam kategori berbahaya yang memungkinkan untuk meminta akses, mengambil alih kendali smartphone dan mencuri data pribadi.
Salah satu ciri dari penipuan dengan modus file AKP ini adalah adanya nomor pengirim tidak dikenal dan meminta untuk mengunduh file dengan format APK. File ini disamarkan menjadi foto, dokumen pdf dan lain-lain agar masyarakat mau memencet. Berbagai modus file APK adalah undangan pernikahan online, resi ekspedisi, tagihan PLN, Surat Tilang Online, tagihan BPJS Kesehatan, file voice note atau rekaman suara, dan pendaftaran BI Fast.
(dba)