Secara keseluruhan, McKinsey Global Institute mengatakan bahwa setidaknya 12 juta pekerja di AS perlu mengganti pekerjaan mereka pada akhir tahun 2030. Sebagian dari pergantian tersebut akan disebabkan oleh upaya untuk mencapai emisi net-zero yang akan berdampak pada jutaan pekerjaan.
Yang memprihatinkan, kata Direktur Institut Kweilin Ellingrud adalah bahwa pergantian tersebut akan terkonsentrasi di kalangan pekerja berupah rendah. Mereka dinilai 14 kali lebih mungkin perlu mengganti pekerjaan dibandingkan mereka yang berada di posisi bergaji tinggi. Sebagian besar mungkin memerlukan keterampilan tambahan untuk bisa mencapai kesuksesan.
Menurut laporan tersebut, dari pengacara, guru, penasihat keuangan hingga arsitek, akan termasuk di antara mereka yang paling terdampak oleh gelombang kecerdasan buatan generatif seperti ChatGPT OpenAI. Akan tetapi McKinsey berpendapat bahwa sebagian besar akan menghasilkan perubahan dalam bagaimana pekerjaan itu dilakukan alih-alih penghancuran pada sebagian besar posisi.
“Mungkin tidak akan menjadi bencana seperti itu,” kata Michael Chui, mitra institut tersebut. “Namun AI akan mengubah hampir setiap pekerjaan.”
Sekitar 3,5 juta posisi dalam pekerjaan dapat dihapus karena AS sedang berupaya mengakhiri emisi gas kaca. Menurut laporan, pekerja di produksi minyak dan gas, serta manufaktur otomotif akan terkena dampaknya.
Akan tetapi McKinsey berpendapat bahwa kondisi tersebut akan diimbangi oleh keuntungan yang berasal dari peningkatan energi terbarukan, yang membuka sekitar 700 ribu pekerjaan, terutama melalui investasi modal di pabrik baru, stasiun pengisian daya, dan sejenisnya.
Transisi energi, ditambah dengan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk infastruktur akan meningkatkan permintaan untuk pekerja konstuksi yang saat ini sudah kekurangan orang. McKinsey melihat pekerjaan konstruksi tumbuh 12% dari 2022 hingga 2030.
Menurut McKinsey Global Institute, jika perombakan pekerjaan di tahun-tahun mendatang ditangani dengan benar, maka hal ini dapat menghasilkan peningkatan besar dalam produktivitas dan kemakmuran AS. Ellingrud mengakuinya sebagai skenario yang “cukup optimis”, laporan tersebut memperkirakan peningkatan pertumbuhan produktivitas tahunan bisa mencapai 3% hingga 4%. Saat ini, pertumbuhan produktivitas berada di level 1%.
Akan tetapi untuk sampai ke sana, “AS akan membutuhkan pengembangan tenaga kerja dalam skala yang jauh lebih besar,” kata McKinsey.
(bbn)