Janusz bertemu dengan para menteri pertanian dari Polandia, Hongaria, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria di sela-sela pertemuan para menteri UE pada Selasa untuk membahas perihal transitnya biji-bijian Ukraina melalui wilayah mereka.
Lima negara itu melarang sementara penjualan biji-bijian Ukraina hingga pertengahan September, menyusul keluhan dari petani lokal tentang dampak yang merusak bisnis mereka. Mereka pun berusaha untuk memperpanjang larangan itu.
Menyubsidi biaya transit adalah hal yang mendesak, kata Janusz, sebab biaya rute darat yang lebih tinggi membuatnya kurang menarik.
Menurut dia tanpa adanya perubahan Rusia akan diuntungkan dari situasi ini.
“Karena akan lebih murah daripada membayar biji-bijian dari Ukraina yang diangkut ke pelabuhan Baltik, biaya operasi ini akan selalu lebih tinggi daripada yang dapat ditawarkan Rusia di pasar global.”
Ukraina terpaksa menggunakan rute ekspor alternatif melalui darat dan sungai, setelah Rusia pekan lalu keluar dari kesepakatan yang mengizinkannya mengekspor melalui laut. Moskow juga menargetkan beberapa infrastruktur pelabuhan utama Ukraina.
Volume ekspor gandum Rusia saat ini mencapai rekor menyusul melimpahnya panen. Janusz mencatat bahwa larangan pembelian biji-bijian dari Ukraina di lima negara berakhir pada 15 September, dan data itu perlu dinilai sebelum mengambil keputusan tentang langkah selanjutnya.
Polandia mengatakan pekan lalu tidak akan mengizinkan impor biji-bijian Ukraina ketika larangan saat ini berakhir dan mendesak Brussel untuk memperpanjang pembatasan hingga akhir tahun.
Menteri Pertanian Polandia Robert Telus mengatakan pada Selasa bahwa volume biji-bijian Ukraina melewati negaranya lebih dari dua kali lipat menjadi 262.000 ton antara Februari dan Juni. Dia juga meminta badan eksekutif UE untuk membantu membiayai transit dan infrastruktur.
“Jika kami sebagai Uni Eropa memiliki uang untuk dibelanjakan untuk tujuan yang berbeda, kami dapat mencari uang untuk mensubsidi transportasi kami,” kata Telus kepada wartawan di Brussels. “Ada berbagai solusi.”
--Dengan asistensi Áine Quinn dan Natalia Ojewska.
(bbn)