“Apa yang tidak ada di Indonesia? Kita punya banyak bahan baku yang kita ekspor selama ini. Kita lagi evaluasi untuk tidak ekspor lagi, kecuali mereka mau membangun [industri panel surya] di dalam negeri,” tegasnya.
Bidik Singapura
Dia pun mengungkapkan salah satu pangsa pasar yang potensial untuk investasi industri panel surya adalah Singapura. Penyebabnya, selama ini Negeri Singa banyak bergantung pada impor bahan baku dari Indonesia untuk instalasi PLTS di dalam negerinya.
“Permintaan panel surya [di Singapura] sangat tinggi. Mereka sekarang dalam fase ingin segera melakukan transisi energi fosil menjadi energi baru; yang paling cepat dilakukan adalah berasal dari tenaga surya. Namun, dia tak punya lahan. Lahannya dari tetangga. Ini jadi peluang ke depan yang bisa kita manfaatkan,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia kembali menegaskan penolakan atas permintaan impor listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dari Singapura, kecuali negara tetangga tersebut mengucurkan investasi untuk proyek energi bersihnya di Tanah Air.
“Singapura minta supaya kita ekspor listrik clean energy ke sanna. Kita enggak mau. Saya bilang enggak mau. Mau kalau proyeknya di kita, jadi kita jual. Jadi jangan mereka yang mengatur,” tegas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah kesempataan, awal Mei.
Dalam kaitan itu, Pemerintah Indonesia ingin agar Singapura merealisasikan investasi ekosistem panel surya, yang nilainya ditaksir menembus US$50 miliar. Indonesia memiliki bahan baku pasir silika untuk mendukung industri panel surya tersebut.
“Singapura pikir kita bodoh saja. Dia tenderkan ke perusahaan-perusahaan kita. [...] Jadi sekarang, sektor industrinya [panel surya] harus kita buat di Indonesia. Policy sektor industri ini tidak bisa bersaing dengan China karena China itu kompetitif. Hanya bisa bersaing kalau ambilnya dari offtaker,” ujarnya.
Adapun, Pemerintah Singapura berencana untuk mengimpor lebih dari 4 GW atau 30% dari penggunaan listrik domestiknya hingga 2035. Dalam uji coba pertamanya, negara kota itu akan mengimpor 100 MW listrik dari Malaysia dan juga 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan, Indonesia.
(wdh)