Logo Bloomberg Technoz

Dengan demikian, suku bunga acuan BI sudah dipertahankan selama 6 bulan berturut-turut. Keputusan tersebut, konsisten dengan posisi (Stance) kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Hingga akhir 2023, BI memperkirakan inflasi akan terjaga di kisaran target 2-4%. Untuk 2024, target inflasi ada di 2,5-3,5%.

Kebijakan moneter tersebut akan berfokus untuk penguatan stabilitas nilai tukar rupiah untuk mengendalikan imported inflation dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Sementara itu, Perhitungan awal data Manufacturing PMI Amerika Serikat naik ke level 49,0 dari level terendah dalam 6 bulan pada angka 46,3 pada Juni dan lebih baik dari estimasi yang berada pada level 46,2 di tengah level produksi yang tidak berubah dan terjadinya penurunan pesanan baru (New Orders) yang lebih kecil.

Bersamaan dengan data tersebut, perhitungan awal (Flash) data S&P Global Composite PMI AS tercatat pada level 52,0 pada Juli, turun dari sebelumnya level 53,2, akan tetapi angka di atas 50 masih mengindikasikan laju ekspansi.

Investor juga tengah mencermati respons pasar atas 99,8% peluang Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Rabu waktu setempat ke kisaran 5,25%-5,50%, yang merupakan suku bunga acuan tertinggi sejak 2001.

Investor juga merasa optimis ini akan menjadi kenaikan suku bunga yang terakhir dengan memprediksi 84% peluang The Fed akan menahan kenaikan suku bunga acuan pada bulan September.

(fad)

No more pages