Obligasi Ritel Laris Diserbu, Bandingkan dengan Deposito
Ruisa Khoiriyah
03 February 2023 12:06
Bloomberg Technoz, Jakarta - Obligasi negara ritel, instrumen surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, agaknya menjadi pilihan investasi favorit di tengah situasi perekonomian yang masih dibayangi oleh tingkat inflasi tinggi. Di Amerika Serikat (AS), para investor ritel memborong I Bond, produk obligasi tabungan yang diterbitkan oleh pemerintah federal AS hingga memecah rekor pada Januari lalu.
Departemen Keuangan AS mencatat, pemodal di Amerika memborong surat utang ritel itu senilai US$ 4,26 miliar atau setara Rp 63,57 triliun pada Januari saja. Minat investor ritel terhadap obligasi tabungan bukan hanya terjadi di Amerika saja.
Di Indonesia, penawaran Saving Bond Ritel (SBR) yaitu SBR012 yang baru dibuka pada 19 Januari lalu sudah diserbu investor ritel dengan nilai permintaan yang masuk sudah jauh melampaui target awal Rp 10 triliun. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan RI mencatat, sampai Jumat ini (3/2/2023) jam 10.30 WIB, total pemesanan yang masuk untuk SBR012 menembus Rp 16,1 triliun.
"Jumlah itu sudah melebihi kuota awal sebesar Rp 10 triliun (pada 19 Januari) dan penyesuaian kuota pada 27 Januari menjadi sebesar Rp 15 triliun," ujar Deni Ridwan, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepada Bloomberg Technoz, Jumat malam.
Menyusul antusiasme masyarakat investor yang tinggi terhadap SBR012, pemerintah berencana menaikkan kuota pemesanan secara bertahap sampai batas tertentu, kata Deni. Langkah itu juga sejalan dengan strategi pemerintah meningkatkan porsi investor domestik pada pendalaman pasar Surat Berharga Negara. Kenaikan kuota pemesanan untuk SBR012 dilakukan secara bertahap sampai batas tertentu sesuai dengan strategi pembiayaan. "Kami naikkan kuota pemesanan menjadi Rp 20 triliun," kata Deni.