Ditanya mengenai perubahan itu, Vedant Patel, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan “terserah China memutuskan siapa menteri luar negeri mereka.” Dia menambahkan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah berulang kali bertemu dengan Wang, yaitu di Jakarta dan Beijing.
Kementerian Luar Negeri China menolak mengomentari status Qin dalam beberapa pekan terakhir. Awalnya, mereka mengatakan bahwa mantan duta besar China untuk AS tersebut sedang sakit karena “kondisi fisik”. Setelah pengumuman pencopotan pada Selasa, halaman daring soal gelar resmi Qin itu disebut sedang diperbaharui.
Media pemerintah tidak menyebut nama Qin sejak terlihat terakhir kali pada 25 Juni. Qin juga tidak disebut dalam pembacaan pengarahan Kementerian Luar Negeri yang memicu spekulasi bahwa dia telah dicopot dari posisinya itu.
“Kita mengalami masa-masa yang mengingatkan kita betapa sedikitnya yang kita tahu soal politik China,” kata Joseph Torigian, asisten profesor di American University. “Saya tidak mendengar satu pun rumor bahwa Wang Yi akan mengambil alih.”
Bintang yang Bersinar
Menghilangnya Qin kemungkinan karena sakit. China dikenal berhati-hati tentang status kesehatan para pemimpinnya dan Xi Jinping menjadi presiden negara anggota G-20 terakhir yang mengungkap status vaksinasinya selama pandemi Covid-19.
Keputusan mengejutkan untuk mengganti Qin dengan Wang, alih-alih mengangkat wakil menteri, menunjukkan pengangkatan tersebut mungkin bersifat sementara, seperti yang disampaikan Neil Thomas pakar politik China di pusat Analisis China Institut Kebijakan Masyarakat Asia.
“Ini bisa menjadi pengaturan sementara, sambil menanti Qin sembuh,” katanya.
Namun apa pun keputusannya, pergantian itu tidak akan mengubah arah kebijakan luar negeri China yang ditetapkan oleh Xi. Wang, yang memimpin panel urusan luar negeri Partai Komunis, sudah mewakili Qin di acara-acara internasional dalam beberapa pekan terakhir.
Pergantian tersebut berdampak pada rencana pertemuan para menteri global. Rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris dan utusan tinggi Uni Eropa ke China telah ditunda setelah Qin menghilang.
“China ingin menghindar dari rasa malu karena Wang Yi terus menerus muncul dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri tanpa gelar yang sesuai,” kata Wen-ti Sung, dari di Global China Hub Atlentic Council, terkait pengangkatan Wang Yi ini.
Kembalinya Wang dapat menimbulkan tantangan bagi niat Presiden Joe Biden untuk memperbaiki hubungan AS dengan China. Ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan perjalanan ke Beijing pekan lalu, pertemuannya dengan Wang berlangsung tegang. Dan diplomat China meyalahkan rusaknya hubungan bilateral karena “persepsi Washington yang salah” tentang Beijing. Sebaliknya, Qin terlihat menyapa Bilken dengan santai sebelum keduanya bertemu selama 7,5 jam.
—Dengan asistensi dari Xiao Zibang dan Li Liu.
(bbn)