Logo Bloomberg Technoz

Namun Musk bersikukuh. Segala langkah yang diambil, menurutnya adalah bagian dari penyelamatan Twitter dari kebangkrutan.

Pasca ia kuasai, Musk memangkas anggaran pengeluaran, termasuk memecat para karyawan sekitar setengah dari total pekerja. Musk juga memutuskan menunda pembayaran sewa kantor Twitter dan menolak beberapa tagihan. Upaya pemangkasan pengeluaran dilakukan untuk membayar utang US$12,5 miliar atas akuisisi Twitter.

Perubahan lanjutan terjadi awal tahun 2023. Musk yang sering menyampaikan gagasan kebijakan lewat twit-nya itu, sempat berencana meluncurkan paket langganan bebas iklan bagi pengguna. Mereka yang merasa tidak nyaman karena frekuensi iklan terlalu sering bisa mendapatkan paket ini.

Paket ini harus ditebus dengan membayar sejumlah nilai, meski tidak disebutkan secara pasti detailnya. Hal ini sempat jadi pertentangan karena 90% pendapatan Twitter berasal dari iklan.

Demi meningkatkan popularitas, Musk juga berencana mengubah algoritma Twitter. Sejumlah arahan kepada engineer dilakukan, bahkan mereka diminta kerja lembur untuk menyelesaikan proyek tersebut, seperti dikabarkan Platformer.

Latar belakang perintah ini, kabarnya karena  Elon Musk merasa kurang puas dengan jumlah views pada cuitannya tentang Super Bowl. Para engineer Twitter pun melakukan perubahan dengan  mengeluarkan cuitan Musk dari sistem penyaringan yang dirancang untuk meningkatkan kemunculan cuitannya di linimasa pengguna.

Pada periode banyak ide perubahan, Musk juga kembali menekankan penghematan anggaran dengan menutup dua kantornya di Twitter, sekaligus meminta karyawan bekerja di rumah. Bahkan karyawan perancang Twitter Blue, Esther Crawford, dipecat Musk.

Crawford merupakan salah satu eksekutif yang bertanggung jawab atas Twitter Blue, yang merupakan layanan berlangganan atau berbayar yang disebut menjadi mesin uang baru Twitter.

Pada akhir Februari, beberapa sumber Bloomberg News melaporkan PHK karyawan terjadi pada hampir seluruh divisi Twitter, termasuk teknis dan produk. Belum jelas berapa banyak karyawan yang terdampak, laporan sebelum ada lebih dari 50 orang yang terdampak.

Kebijakan PHK disebut Musk sebagai upaya menjaga kondisi perusahaan menjadi jauh lebih stabil. “Saya perlu menstabilkan organisasi dan memastikannya dalam kondisi yang sehat secara finansial dan peta jalan produk tertata dengan jelas,” terang Elon Musk.

Pada akhir Maret Musk kembali mengambil langkah penghapusan centang biru atau tanda akun pengguna terverifikasi. Selanjutnya centang biru tetap bisa dipakai pengguna lewat sistem berlangganan berbayar. Langkah ini jadi bagian dari rencana lama Musk saat bersepakat membeli Twitter Oktober tahun lalu.

Keputusan penghapusan centang biru ternyata tidak berjalan sesuai rencana, karena Twitter sulit menjualnya kepada pelanggan. Pada April lalu, SimiliarWeb, yang menganalisis lalu lintas internet, memperkirakan hanya 116.000 orang pendaftar dari 2,6 juta pengguna yang mengunjungi halaman penjualan Twitter Blue di web pada bulan Maret.

Selanjutnya, Musk menyampaikan rencana baru untuk Twitter dengan menjanjikan membagi 70% dari total pendapatan kepada pengguna berlangganan atau subscriptions. Dalam 12 bulan pertama, singgung Musk, Twitter tidak akan mengambil uang dari pendapatan berlangganan pada Twitter Blue.

Dia mengatakan, pengguna bisa mendapatkan setidaknya 70% dari total pendapatan tersebut, setelah dikurangi fee atau biaya aplikasi, meski kala itu Musk tidak dijelaskan secara teknis skema lebih rinci guna mendapatkan fasilitas tersebut.

Sementara dua bulan lalu Musk mewacanakan fitur membaca berita secara berbayar pada sosial media yang kini berganti logo X tersebut. Pada medio yang sama Musk memutuskan mundur dari kursi CEO Twitter, untuk kemudian mempercayai Linda Yaccarino sebagai penggantinya. Musk kemudian akan berperan sebagai Chief Technology Officer (CTO) Twitter.

Dari serangkaian rencana bisnis tidak membuat Twitter tampak berkembang. Sebagai bukti, valuasi Twitter hanya tersisa sepertiga dari harga akuisisi perusahaan, menurut hasil perhitungan Fidelity Investment.

Dalam laporannya tidak dijelaskan bagaimana Fidelity bisa sampai pada valuasi baru yang lebih rendah. Namun, Fidelity pertama kali menurunkan nilai saham Twitter pada November lalu, menjadi 44% dari harga pembelian. Kemudian diikuti dengan penurunan lebih lanjut pada bulan Desember dan Februari.

Kini, Twitter tidak sendiri. Meta Platform telah resmi melahirkan ‘pesaing abadi’ Twitter bernama Threads.  Kabar aplikasi milik Mark Zuckerberg itu telah muncul pada Mei, dimana kala itu perusahaan sedang menguji ide proyek ini dengan para selebriti dan influencer.

Threads sempat digadang-dagang sebagai pengekor Twitter. Diluncurkan 6 Juli kemarin, Threads memang mirip dengan Twitter, yaitu media sosial berbasis teks yang dapat disukai, dikomentari, dan dibagikan. Pengguna akan dapat mengikuti akun yang mereka ikuti di Instagram dan tetap menggunakan nama pengguna yang sama.

Dilaporkan Bloomberg News, dengan aplikasi baru ini Meta berusaha memanfaatkan masalah di Twitter sejak layanan media sosial tersebut diambil alih oleh Musk. Masalah-masalah di Twitter itu membuat geram para penggunanya dan memicu kebutuhan akan platform alternatif.

Beberapa masalah tersebut antara lain adalah kebijakan moderasi konten Twitter longgar dan kewajiban biaya berlangganan bulanan untuk diberi label sebagai akun verified. Twitter bahkan sempat membatasi sementara jumlah kiriman yang dapat dilihat oleh penggunanya.

X, Logo baru Twitter. (Gabby Jones/Bloomberg)

6 Juli adalah waktu peluncuran Threads dan siap mengancam keberadaan Twitter di era pemilik baru, Elon Musk. Threads tidak mulai dari nol. Pengguna bisa memindahkan followers dan nama akun yang mereka gunakan di Instagram. Instagram sendiri memiliki lebih dari 2 miliar pengguna.

Pada momen itu, Threads dan Twitter menjadi paradox. Twitter justru masih berkutat pada  pembatasan jumlah postingan, yang diklaim Musk sebagai upaya penyaringan para pembobol data, juga akun bot.

Perkiraan banyak orang bahwa Twitter mulai kalah saing dengan Threads, setidaknya terekam di fase awal peluncuran aplikasi grup Meta Platform ini. Bloomberg News melaporkan bahwa Threads telah mendapatkan 30 juta pengguna baru atau pendaftar.

- Dengan asistensi Vlad Savov, Aisha Counts dan Jesse Levine, Sarah Frier, Alfred Liu, Kurt Wagner, Angus Whitley, Abeer Abu Omar dan Zainab Fattah 

(wep)

No more pages