Insentif Likuiditas Tidak Cukup untuk Mendorong Kredit Bank
Ruisa Khoiriyah
26 July 2023 08:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pertumbuhan kredit perbankan pada Juni tercatat anjlok sebagai dampak pelemahan permintaan dunia usaha yang terseret kelesuan ekonomi global, kemungkinan sulit ditanggulangi hanya dengan pengucuran insentif likuiditas sebagaimana rencana Bank Indonesia.
Ekonom menilai, perlambatan pertumbuhan kredit pada Juni lalu yang menjadi level terendah dalam 15 bulan tersebut menggarisbawahi permasalahan sisi permintaan pembiayaan yang lemah. Di mana hal tersebut tidak akan selesai dengan menggelontorkan likuiditas tambahan ke perbankan sebagaimana rencana Bank Indonesia.
"Masalah sisi permintaan kredit membutuhkan penurunan suku bunga sebagai solusi, bukan penyesuaian Giro Wajib Minimum. Menurunkan rasio cadangan atau GWM hanya akan menambah pasokan likuiditas ekstra ke sektor perbankan yang sudah dibanjiri likuiditas. Hal itu berpotensi mendorong bank menyalurkan dana ke obligasi alih-alih meminjamkannya ke sektor riil," jelas Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas dalam catatan pasca gelar konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Selasa sore (25/7/2023).
Bank Indonesia mencatat, laju pertumbuhan kredit bank pada Juni melambat signifikan menjadi cuma 7,76% dari capaian 9,39% pada Mei. Itu menjadi pertumbuhan kredit terendah dalam 15 bulan terakhir.
Beberapa bank kelas kakap mencatat penurunan laju pertumbuhan kredit. Bank swasta nasional terbesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), misalnya, membukukan pertumbuhan penyaluran kredit hanya 9% year-on-year selama kuartal II-2023, lebih rendah dibandingkan capaian kuartal I-2023 sebesar 12%.