Hingga Juni 2023, kredit konsumer menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, diikuti oleh kredit komersial dan UKM.
Kredit konsumer ditopang oleh KPR yang mengalami lonjakan 12% YoY menjadi Rp114,6 triliun. Sementara KKB naik 19,2% YoY menjadi Rp51,4 triliun.
Lebih jauh Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa saldo outstanding kartu kredit tumbuh 15,4% YoY menjadi Rp14,6 triliun. Alhasil total portofolio kredit konsumer naik 13,9% YoY menjadi Rp183,9 triliun.
Untuk kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9% YoY mencapai Rp219,2 trilliun. Kredit korporasi naik 5,1% YoY mencapai Rp326 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9% YoY menjadi Rp735,9 triliun hingga Juni 2023.
“Kami melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut. Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,” ucap Jahja pada paparan kinerja secara daring.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9% YoY mencapai Rp181,2 triliun di Juni 2023. Hal ini turut berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik tercatat sebesar Rp751 miliar per Juni 2023, atau tumbuh 44 kali lipat secara YoY.
Dukungan untuk ekonomi sirkular juga terus diperluas dengan inisiatif baru berupa daur ulang limbah elektronik, sehingga total limbah operasional yang dikelola BCA mencapai 266 ton di semester I 2023.
Adapun rasio loan at risk (LAR) turun ke 8,7% di semester I 2023 dibandingkan 12,3% di tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,9% di semester I 2023, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya.
(yun/dhf)