Logo Bloomberg Technoz

Di pasar non-deliverable forward, pairing USD/IDR untuk 1 bulan diperdagangkan sedikit melemah ke kisaran Rp15.017/US$ pada pagi ini, melanjutkan pelemahan dua hari berturut-turut, memberikan sedikit sinyal bahwa rupiah hari ini mungkin bisa melanjutkan penguatan tipis. 

Dari dalam negeri, selain menanti hasil RDG Bank Indonesia, rupiah mendapat angin segar dari kabar surplus APBN pada Juni 2023 di tengah pelemahan ekonomi global. APBN yang masih kuat menaikkan kepercayaan diri para investor terhadap kekuatan ekonomi Indonesia di tengah suramnya perekonomian global yang dampaknya mulai merembes ke domestik.

Pemerintah memastikan akan menggelontorkan bansos lebih banyak dengan tambahan bantuan beras, makanan pokok orang Indonesia, sebanyak 10 kilogram per bulan kepada 21 juta rumah tangga mulai Oktober-Desember 2023. Meski dampak kebijakan itu untuk mengungkit konsumsi domestik, motor utama ekonomi Indonesia saat ini, agak disangsikan bisa signifikan.

Di saat yang sama, laju belanja pemerintah juga masih rendah dengan pertumbuhan cuma 0,9% dibandingkan semester I-2022 dengan realisasi sekitar 41% dari target belanja APBN.

"Optimisme memberikan keyakinan hingga kuartal II, berbagai indikator Indonesia cukup positif tetapi tanda-tanda terjadi rembesan pelemahan global sudah mulai terlihat," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (24/7/2023).

Hari ini pemerintah juga menggelar lelang Surat Utang Negara dengan target indikatif Rp14 triliun. Kemungkinan nilai penyerapan dalam lelang hari ini juga lebih rendah sejalan dengan kebijakan pemerintah menurunkan nilai emisi Surat Berharga Negara tahun ini hingga hampir 50%.

Hingga akhir Juni 2023, pembiayaan utang tercatat Rp 166,5 triliun. Turun 15,4% dibandingkan periode yang sama tahu lalu. "Penurunan ini saya sampaikan APBN Indonesia mengalami penyehatan dan konsolidasi yang luar biasa cepat dan kuat tanpa mempengaruhi kinerja perekonomian kita," tegas Sri Mulyani.

(rui)

No more pages