“Laporan keuangan yang dirilis sepanjang minggu kemarin berhasil meredam kekhawatiran mengenai ketahanan konsumen Amerika Serikat (AS) dan kesehatan sistem keuangan AS pasca krisis perbankan yang pecah pada akhir kuartal I-2023,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Sentimen selanjutnya, dari sisi makroekonomi, investor mengantisipasi kebijakan suku bunga dari Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan Bank Sentral Jepang (BoJ).
Pelaku pasar memprediksi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps di AS dan Eropa yang kemungkinan besar akan menjadi akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter di kedua kawasan tersebut.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, China terus mendorong sektor swasta untuk berinvestasi pada industri utama seperti transportasi dan manufaktur canggih sebagai upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi negara yang goyah.
Hal ini tertuang dalam rencana badan perencanaan ekonomi utama China (National Development and Reform Commission/NDRC), yang dirilis Senin (24/7/2023), yang menyoroti pentingnya investasi oleh perusahaan swasta.
Sementara itu, geliat aktivitas dunia usaha Jepang terus mencatatkan ekspansi selama tujuh bulan berturut-turut, tercermin dari perhitungan awal data au Jibun Bank Composite PMI Jepang yang berada pada level 52,1 pada Juli.
Dari dalam negeri, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis realisasi investasi di Indonesia pada semester I-2023 mencapai Rp349,8 triliun. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut dari total tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat mencapai Rp186,3 triliun. Realisasi ini meningkat 5,2% dibandingkan kuartal I-2023 dan tumbuh 14,2% dari kuartal II-2022.
Kemudian, rasio penanaman modal dana negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp163,5 triliun atau 46% dari total. Adapun realisasi investasi ini cukup ciamik di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak. Dengan mencatatkan angka tersebut mencerminkan pengusaha global dan dalam negeri masih tertarik berinvestasi di Indonesia.
Agenda penting akan mewarnai pasar keuangan hari ini. Bank Indonesia (BI) akan menentukan kebijakan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 24-25 Juli 2023. Adapun hasil konsensus 24 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg pekan kemarin memperkirakan BI akan kembali mempertahankan bunga acuan BI7DRR pada level 5,75% untuk enam bulan berturut-turut.
"Kebijakan menahan bunga acuan membantu Indonesia mempertahankan tingkat imbal hasil investasi yang masih menarik bagi pemodal asing," komentar Kunal Kundu dan Vijay Vikram Kannan, Ekonom Societe Generale seperti dilansir Bloomberg News.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat 0,27% ke 6.899 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun demikian penguatan IHSG belum mampu break dari resistance di 6.931.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di akhir wave iii dari wave (a) dari wave [iii], sehingga IHSG masih berpeluang menguat ke arah 6.954,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (25/7/2023).
Herditya juga memberikan catatan, tidak menutup kemungkinan IHSG akan terkoreksi dahulu ke rentang area 6.872-6.894.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ADRO, MAPA, PTBA, dan WIIM.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Senin kemarin IHSG menguat 0,27% ke 6.899, dengan investor asing mencatatkan net buy sejumlah Rp171 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak menguat pada hari ini, dengan resistance 6.912–6.950 dan support 6.830–6.770. Dengan saham rekomendasinya ialah CTRA, ASII, UNTR, ACES, HRUM, dan DSNG.
(fad/evs)