ING, bank raksasa asal Belanda, menyebut nikel sebagai logam dengan kinerja paling buruk di LME sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun hingga semester I, harga nikel anjlok 37%.
“Performa ini kemungkinan berlanjut pada paruh kedua. Pasar akan menguji level harga rendah di tengah surplus pasokan,” sebut riset ING.
ING memperkirakan rata-rata harga nikel pada kuartal III-2023 ada di US$ 21.000/ton. Pada kuartal berikutnya, rerata harga diperkirakan lebih rendah yaitu US$ 20.000/ton.
Ada Peluang Bangkit
Akan tetapi, koreksi harga nikel yang sudah dalam tersebut menyimpan potensi kebangkitan. Secara teknikal, ada peluang harga nikel bisa naik dalam waktu dekat.
Hari ini, harga nikel sudah menembus titik resisten US$ 21.081/ton. Dengan demikian, terbuka ruang untuk kenaikan lebih lanjut menuju US$ 22.346,05/ton.
Jika titik resisten kedua itu tertembus juga, maka target paling optimistis ada di US$ 24.312,68/ton.
(aji)