Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Beras 10 Kg/Bulan Demi Ekonomi RI yang Terancam 'Meriang'

Ruisa Khoiriyah
24 July 2023 13:50

Pedagang melayani pembeli beras di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang melayani pembeli beras di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelemahan ekonomi global semakin kentara mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Lesunya ekonomi negara-negara mitra dagang utama telah menyeret pula kejatuhan kinerja perdagangan RI mendorong pemerintah bekerja lebih keras menggenjot motor ekonomi utama lainnya yakni konsumsi agar mampu menahan dampak pelemahan global.

Pemerintah sudah berancang-ancang akan menggelontorkan stimulus untuk membantu mengungkit laju konsumsi masyarakat melalui penyaluran bantuan sosial makanan pokok. Stimulus untuk mendorong konsumsi masyarakat menjadi krusial di tengah keterbatasan ruang bagi Bank Indonesia berbalik arah melonggarkan moneter melalui pemangkasan bunga acuan, akibat masih tingginya risiko bagi nilai tukar rupiah. 

Namun, dampak pengucuran bansos terhadap laju konsumsi masyarakat kemungkinan masih akan terbatas karena baru akan dilakukan pada kuartal akhir tahun ini. Di saat yang sama, laju belanja pemerintah juga masih rendah dengan pertumbuhan cuma 0,9% dibandingkan semester I-2022 dengan realisasi sekitar 41% dari target belanja APBN.

Perlu ada gebrakan lebih lanjut agar motor perekonomian tahun ini, yaitu konsumsi rumah tangga dan pemerintah, mampu menunjukkan gigi menahan tekanan pelemahan global yang telah menjatuhkan kinerja perdagangan Indonesia.

"Optimisme memberikan keyakinan hingga kuartal II, berbagai indikator Indonesia cukup positif tetapi tanda-tanda terjadi rembesan pelemahan global sudah mulai terlihat," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (24/7/2023).