Sementara itu Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga terang-terangan menyebut dirinya siap menjadi Ketua Umum Partai Golkar melalui mekanisme organisasi.
"Sebagai kader Golkar ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran tangan, kader yang merasa bertanggung jawab saya yakin semua siap tapi melalui mekanisme yang jelas sesuai aturan main organisasi," kata Bahlil.
Bahlil menuturkan, sebagai kader Golkar dan pernah menjabat struktur DPD Golkar Papua, ia memenuhi syarat jadi caketum. Bahlil menuturkan, Golkar membutuhkan tangan kader andal sebagai penyelamat. Bahlil juga menyinggung soal tren penurunan elektabilitas Partai Golkar.
“Kebetulan saya pernah berproses di Golkar, pernah jadi Bendahara Golkar di Papua. Melihat partai kami ini, saya merasa semua kader harus ikut ambil bagian,” kata Bahlil saat memberi pernyataan dalam rilis survei nasional 'Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektoral Jelang 2024 di Mata Genarasi Muda' dari Indikator Politik Indonesia, Minggu (23/7/2023).
Lebih awal, sejumlah elite Partai Golkar menggelar konferensi pers di Hotel Sultan, 12 Juli 2023 lalu. Isinya, bahwa mereka kecewa terhadap Airlangga yang belum juga menentukan arah politik untuk Pemilu 2024.
Sementara Munas Golkar sendiri mengamanatkan Airlangga untuk maju sebagai calon presiden. Alih-alih jadi capres, Airlangga justru dianggap hanya melakukan gimik politik yang akan menempatkan Partai Golkar sebagai pendukung salah satu capres yang tengah bergulir saat ini.
Hingga saat ini, Golkar belum merapat ke salah satu koalisi yang mengusung tiga capres tersebut. Hal ini dianggap membuat para kadernya bingung menentukan sikap dan bersiap untuk Pemilu 2024. Dewan Pakar Golkar kemudian mengeluarkan ultimatim agar Airlangga segera menentukan sikap pada Agustus 20223.
(ezr)