Bloomberg Technoz, Jakarta - Hari ini dan esok Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) di mana akan diputuskan kebijakan moneter bank sentral di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global yang akan memengaruhi perekonomian domestik dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Berdasarkan survei yang digelar oleh Bloomberg, 30 ekonom secara bulat memperkirakan Bank Indonesia akan kembali mempertahankan level BI7DRR atau bunga acuan di posisi saat ini 5,75%. Bila perkiraan konsensus tersebut terealisasi, maka akan memperpanjang langkah mempertahankan level BI7DRR oleh Bank Indonesia dalam enam bulan berturut-turut. 

Bank Indonesia telah menempuh pengetatan moneter dengan menaikkan level bunga acuan sejak Agustus 2022 lalu sampai Januari 2023 sebanyak 225 bps. Kenaikan bunga acuan terakhir dilakukan pada Januari dan setelahnya BI memutuskan mempertahankan di level 5,75% menyusul laju penurunan inflasi yang terjadi lebih cepat dan lebih rendah ketimbang perkiraan bank sentral semula.

Rapat Dewan Gubernur akan digelar pada 24-25 Juli beririsan dengan jadwal Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, menggelar penentuan bunga acuan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25-26 Juli pekan depan.

"Kebijakan menahan bunga acuan membantu Indonesia mempertahankan tingkat imbal hasil investasi yang masih menarik bagi pemodal asing," komentar Kunal Kundu dan Vijay Vikram Kannan, ekonom Societe Generale seperti dilansir Bloomberg News.