Logo Bloomberg Technoz

Menunggu RDG BI dan FOMC the Fed, Rupiah Mungkin Lanjut Melemah

Ruisa Khoiriyah
24 July 2023 08:38

Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)
Rupiah Tahun Emisi 2022 (Dok. Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah menghadapi sentimen yang bervariasi pekan ini dengan perhatian utama pelaku pasar akan mengarah pada hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dan Federal Open Meeting Committe Federal Reserve.

Nilai tukar rupiah kemungkinan masih akan dibebani oleh sentimen arah puncak bunga the Fed yang menyisakan skenario Fed fund rate hingga ke 5,75% menyusul kejutan perkembangan ketenagakerjaan Amerika Serikat pekan lalu. Adapun dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati paparan dari Dewan Gubernur BI yang akan mengumumkan hasil RDG pada Selasa esok.

Mayoritas ekonom memperkirakan BI masih akan mempertahankan bunga acuan di level 5,75% seiring masih tingginya ketidakpastian arah kebijakan bunga global yang berpotensi menekan nilai tukar rupiah.

Nilai tukar rupiah pada pekan lalu ditutup melemah kehilangan 37 bps ke kisaran Rp15.025/US$ dengan tingkat imbal hasil surat utang negara (SUN/INDOGB) tenor 10 tahun naik ke psisi 6,245% di kala animo pemodal asing masih cukup tinggi dengan capaian beli bersih sepanjang pekan sebesar Rp4,7 triliun di pasar SUN dan pasar saham, berdasarkan data Bank Indonesia.

Di pasar Non-deliverabe Forward, pairing USD/IDR untuk kontrak 1 pekan dan 1 bulan ke depan diperdagangan melemah memberi sedikit sinyal bahwa hari ini mungkin rupiah masih memiliki peluang berbalik menguat tipis. Sementara indeks dolar AS pada pukul 08:27 WIB, Senin (24/7/2023), terpantau menghijau ke kisaran 101,11. 

Analisis teknikal

Jerome Powell, Chairman US Federal Reserve (Bloomberg)