Sebagai salah satu contoh isu besarnya, yaitu di sektor pertanian. Pelaku tani, ucap Bustanul, memerlukan insentif untuk melakukan peningkatan teknologi hingga penggunaan input pertanian.
“Usul kami, petani harus diberi bantuan langsung. Bukan pupuknya yang disubsidi, tetapi orangnya,” kata Bustanul.
Selain itu, Bustanul memberikan alternatif solusi dalam upaya mengurangi ketimpangan ekonomi. Pertama, entrepreneurship, kedua mengubah strategi pembangunan pertanian. “Harus ada pemihakan dan pemberdayaan terhadap petani,” lanjutnya.
Usul ketiga industrialisasi pedesaan. Diversifikasi usaha pertanian, terutama di pedesaan, juga bisa dilakukan untuk mengurangi risiko. Keberadaan teknologi informasi juga dianggap penting bagi Bustanul, seperti memperluas akses informasi pasar, hingga soal informasi pembiayaan.
“Dimulai dari pedesaan karena ini yang kira-kira mampu menahan ketimpangan yang lebih buruk itu. Yang kedua, rural non-farm employment (RNFE). Walaupun di pedesaan, employment luar pertanian juga perlu menjadi fokus,” tambahnya.
(del/wep)