Burhanuddin menambahkan, penciptaan lapangan kerja atau mengatasi pengangguran jadi perhatian utama Gen Z dengan skor atas hasil survei 24,2. Masalah ini juga menjadi perhatian Gen X (skor 22,3), dan Millenials (skor 21,1).
Masalah pengendalian harga kebutuhan pokok juga paling menjadi perhatian Gen X dengan skor hasil survei 32,6, di susul Baby Bommer (skor 31,2), dan Millenials (skor 29,4). "Gen Z ada di [skor] 18,8," kata dia.
Sedangkan persoalan pengurangan angka kemiskinan paling mendapat perhatian Baby Boomber dengan skor hasil survei 15,5, disusul Millenials (skor 12,7), Gen X (skor 11,1). Gen Z memberi perhatian pada persoalan kemiskinan namun berada di urutan ke-4 (skor 9,4%).
Bagi Burhanuddin, pemilu 2024 mendatang akan didominasi oleh pemilih muda, yang berusia di bawah 40 tahun. Dimana saat ini, para pemilih di usia tersebut berjumlah sekitar 107 juta dari 204 juta pemilih, atau sekitar 53% sampai 55%.
Besarnya pemilih muda akan menjadi tantangan bagi penyelenggara pemilu. Tantangan tersebut, salah satunya, adalah bagaimana mengetahui aspirasi pemilih muda dan menyosialisasikan program yang sesuai dengan aspirasi tersebut.
Menjawab kekhawatiran terkait angka pengagguran, Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi dan Kepala BKPM menegaskan pemerintah sudah melakukan percepatan penciptaan lapangan pekerjaan. Menurut dia, Presiden Joko Widodo mengatakan setiap kebijakan harus berdampak pada penciptaan lapangan pekerjaan.
“Investasi sudah masuk ke daerah-daerah, yang mana merupakan respons terkait lapangan pekerjaan. Presiden telah membangun infrastuktur, meratakan pertumbuhan ekonomi agar generasi muda di daerah tak masuk ke Jakarta,” kata Bahlil.
Pada laporan terbaru Kementerian Investasi dan BKPM ada kuartal II tahun ini realisasi investasi di Indonesia tercatat Rp349,8 trilun, naik 15,7% dengan angka penyerapan tenaga kerja 464.289 orang. Sedangkan sepanjang semester I-2023 realisasi investasi Rp678,7 trilun, naik 16,1%. Nilai investasi paruh pertama tahun ini mewakili 48,5% dari target Rp1.400 triliun investasi.
“Pada kuartal kedua, investasi sudah membuka 700.000 lapangan pekerjaan. Pemerintah sangat concern menciptakan lapangan kerja, karena instrumennya lewat investasi. Saya yakin ke depan, capres siapa pun problem-nya ada di masalah ekonomi,” lanjutnya.
Bahlil meyakini siapa pun presiden yang pandai untuk merumuskan langkah-langkah dalam menciptakan lapangan pekerjaan hingga mengendalikan bahan pangan akan lebih laku di publik.
(wep)