Logo Bloomberg Technoz

Diketahui polarisasi dan perbedaan antarpendukung pasangan calon di kontestasi politik Indonesia sempat amat terasa. Dimulai dari Pilkada Jakarta 2017 yang mana pasangan yang maju di pemilihan gubernur pada saat itu adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno versus Basuki 'Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Tak hanya dalam kampanye, isu yang menyebabkan polarisasi cukup marak di media sosial. Ditambah beredarnya ujaran kebencian.

Polarisasi ini bahkan masih tampak di Pemilu 2019 saat pilpres yang mana pasangan calon yang maju adalah Jokowi-Ma'ruf Amin versus Prabowo-Sandiaga Uno. 

Sandi, sebagaimana sapaannya juga menjelaskan soal programnya untuk meningkatkan keterampilan digital bagi generasi muda. Hal ini diperlukan agar anak muda bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah pada 2024 dan selanjutnya mengingat semua aspek saat ini kian migrasi ke digital. Dia menjelaskan soal tiga hal yang perlu dilakukan yakni reskilling, upskilling, new skilling.

"Jelas isunya sekarang lebih mengarah kepada isu di bidang kehidupan mereka sehari-hari. Apa sih yang anak-anak muda hadapi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Saya melihat selain daripada digitaliasi, saya melihat mereka menghadapi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Nah berarti kita harus meningkatkan keterampilan mereka," kata Sandi yang baru bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Diketahui bahwa Sandi merupakan salah seorang bakal calon wakil presiden yang digadang-gadang di Pemilu 2014. Dia juga masuk dalam daftar nama cawapres yang sedang digodok PDIP untuk bakal capres Ganjar Pranowo. PPP mengajukan nama Sandi setelah Partai Kabah menyatakan dukungan kepada Ganjar. Sementara dari hasil daftar pemilu tetap (DPT) yang sudah dikeluarkan KPU, lebih 55% calon pemilih adalah pemilih muda yang terdiri dari generasi milenial yang lahir usai 1980 dan generasi Z yang lahir di atas 1995 hingga tahun 2000-an.

(ezr)

No more pages