Logo Bloomberg Technoz


Imbas Tak Langsung

Bagaimanapun, Adhi mengatakan kisruh Laut Hitam tetap akan membawa dampak tidak langsung terhadap harga di Indonesia. Penyebabnya, volatilitas geopolitik di suatu wilayah rentan mengakibatkan negara produsen gandum lainnya untuk merevisi kebijakan ekspor serealianya. 

“Isu geopolitik ini tidak ada satupun yang bisa meramalkan [imbasnya ke negara produsen lain]. Seperti tahun lalu, India tiba-tiba melarang ekspor gandum, meskipun akhirnya dibuka lagi. Beberapa negara juga melakukan pelarangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, karena perang memang akan memengaruhi logistik,” jelasnya.

Guna mengantisipasi risiko tersebut, Adhi mengatakan industriawan di dalam negeri tengah menjalin komunikasi dengan beberapa produsen gandum untuk menambah kontrak pembelian.

“Pemasok yang paling besar sejak 2021 adalah Australia sampai 4 juta ton lebih pada 2022, lalu Argentina juga. Jadi hal pertama yang kami lakukan adalah menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok dan melakukan kontrak jangka panjang agar tidak terjadi kekurangan karena kita butuh 7—8 juta ton gandum per tahun,” jelasnya.

Dia pun mengeklaim pasok gandum untuk industri di Indonesia aman setidaknya sampai akhir tahun ini. 

Pekerja memindahkan sekam gandum untuk pakan ternak di San Jose de la Esquina, Argentina, Jumat (7/4/2023). (Natalia Favre/Bloomberg)


Upaya lainnya adalah intensif berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian. Dia pun meminta pemerintah mempermudah ketersediaan bahan baku untuk industri pangan, di tengah ketidakpastian pasok global.

“Kami juga rapat untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, terutama terkait emisi karbon di Eropa yang menyebabkan biaya tambahan untuk komoditas pangan tertentu. Kita bertemu untuk mempersiapkan di dalam negeri supaya tidak mengganggu industri secara keseluruhan.”

Menyitir data Badan Pusat Statistik  (BPS), realisasi impor gandum Indonesia pada 2022 mencapai sekitar 9,4 juta ton. Sebanyak 45% atau 4,24  juta ton dikapalkan dari Australia, 15% dari Argentina, 14% dari Kanada, dan 10,2% dari India. Impor dari Ukraina tercatat hanya 166.000 ton atau sekitar 1,8%.

Berdasarkan data Departemen Agrikultur AS atau United States Department of Agriculture (USDA), konsumsi gandum Indonesia konstan berada di atas 10 juta ton per tahun sejak 2016—2017.

Pada 2021—2022, permintaan gandum RI menembus 10,4 juta ton, naik dari periode 2020—2021 sebanyak 10,1 juta ton. Dengan konsumsi sebesar 37 kg/kapita/tahun, gandum di Indonesia setara dengan 38% konsumsi beras di Tanah Air. 

Mengutip data World Instant Noodles Association (WINA), Indonesia juga merupakan negara pengonsumsi mi instan berbasis gandum terbesar kedua di dunia setelah China. Pada 2022, jumlahnya mencapai 14,26 miliar bungkus per tahun.

Sekadar catatan, harga gandum dunia berfluktuasi menyusul meningkatnya ancaman seputar perdagangan serealia di Laut Hitam. Ukraina dan Rusia saling ancam bahwa kapal yang menuju ke pelabuhan masing-masing dapat dianggap sebagai target militer.

Laut Hitam adalah jalur keluar utama untuk komoditas pertanian dari kedua negara, dan ancaman tersebut meningkatkan risiko perdagangan pangan global dan mengerek harga gandum.

(wdh)

No more pages