Logo Bloomberg Technoz

Bukan Rusia, Pengusaha RI Lebih Takut Imbas El Nino ke Gandum

Arif Subakti
21 July 2023 16:20

Roti dijual di sebuah supermarket. (Damian Lemański/Bloomberg)
Roti dijual di sebuah supermarket. (Damian Lemański/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pelaku industri makanan olahan di Indonesia mengaku lebih khawatir terhadap dampak El Nino terhadap produksi gandum dunia, alih-alih imbas kisruh perdagangan serealia di Laut Hitam antara Rusia dan Ukraina.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman meyakini pembatasan ekspor gandum Rusia dan Ukraina tidak akan menekan harga produk pangan di Indonesia lantaran kontribusi impor dari kedua negara tersebut sangat kecil.

“Risiko yang kami khawatirkan justru El Nino yang sangat besar pengaruhnya karena membebani produsen pertanian di seluruh dunia. [...] Kami khawatir tahun depan terjadi kekurangan produksi [gandum], sehingga terjadi kekurangan bahan baku,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Jumat (21/7/2023).

Adhi tidak menampik isu penyetopan kesepakatan perdagangan serealia di Laut Hitam antara Rusia dan Ukraina memang mengerek harga gandum menjadi sekitar US$700 per ton. Namun, kenaikan itu disebutnya tidak separah tahun lalu yang sempat menyentuh US$900 per ton.  

“Namun, tetap, yang lebih perlu diwaspadai justru perubahan  iklim. Ini akan menjadi suatu ancaman luar biasa kalau kita tidak hati-hati, dan membina hubungan dengan para pemasok gandum. Itu yang lebih penting,” kata Adhi. 

Grafik harga gandum. (Sumber: Bloomberg)